TEHERAN (Arrahmah.id) – Menteri Energi Iran, Ali Akbar Mehrabian, mengatakan bahwa negaranya tidak akan berkompromi untuk mendapatkan hak air Iran dari Sungai Helmand.
Mehrabian mengatakan kepada media Iran bahwa kata-kata saja tidak cukup untuk mendapatkan pengakuan atas hak-hak air negara ini dari pemerintah Afghanistan saat ini, dan mereka harus memberikan hak-hak air Iran.
“Kami tidak akan mengurangi [tuntutan] untuk mendapatkan hak air Iran dari Sungai Helmand. Saat pihak Afghanistan mengakui hak air dengan kata-kata, kami hanya akan yakin ketika air ini dilepaskan dalam jumlah yang disebutkan dalam perjanjian,” kata Ali Akbar Mehrabian.
Kementerian Energi dan Air Imarah Islam Afghanistan mengatakan sebagai reaksi bahwa sebagai akibat dari kekeringan, ketinggian air di sungai-sungai di negara tersebut telah menurun, dan jika ketinggian air naik, mereka akan membayar hak-hak air Iran sesuai dengan perjanjian 1351, lansir Tolo News (27/7/2023).
“Di provinsi Helmand dan Nimroz tidak ada air minum dan orang-orang terpaksa meninggalkan provinsi mereka,” kata Kementerian Energi dan Air.
Sementara itu, beberapa ahli masalah air mengatakan bahwa jika tidak ada air di Sungai Helmand, Iran tidak boleh melakukan tindakan sepihak.
“Air bawah tanah dibagi antara Iran dan Afghanistan, dan tidak ada yang memiliki hak untuk secara sepihak menggunakan air bawah tanah Sistan dan air bawah tanah Sistan dan Helmand secara umum,” kata Najibullah Saded, seorang peneliti sumber daya air dan lingkungan.
Masalah hak air dari Sungai Helmand telah menjadi isu kontroversial antara dua negara tetangga, meskipun Imarah Islam Afghanistan selalu menekankan bahwa mereka berkomitmen terhadap hak air Iran sesuai dengan perjanjian 1351; namun, menteri luar negeri Iran mengatakan bahwa Teheran telah menempatkan masalah hak air dari Afghanistan dalam agendanya secara hukum dan politik. (haninmazaya/arrahmah.id)