NEW DELHI (Arrahmah.id) – Otoritas Kereta Api India telah mengeluarkan pemberitahuan kepada dua Masjid terkemuka di ibu kota New Delhi, meminta mereka untuk menghapus “pelanggaran batas” dalam waktu 15 hari, media lokal melaporkan pada Ahad (23/7/2023).
Penyiar berita lokal India Today mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pemberitahuan telah dikeluarkan kepada dua masjid terkemuka pada akhir pekan oleh Kereta Api India, yang menyatakan bahwa tanah Masjid Bachchu Shah dan Masjid Takia Babbar Shah adalah milik mereka.
Pemberitahuan tersebut mengklaim bahwa “tanah mereka telah dirambah secara ilegal, dan mereka mendesak pihak-pihak terkait untuk secara sukarela membongkar bangunan, kuil, masjid, atau tempat suci yang tidak sah yang dibangun di atas tanah milik mereka.”
Pihak kereta api telah memperingatkan bahwa jika “perambahan tidak dihilangkan dalam jangka waktu yang ditentukan, mereka akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan kembali tanah mereka.”
“Pihak-pihak yang bertanggung jawab atas perambahan ini akan dimintai pertanggungjawaban atas segala kerusakan yang terjadi selama proses tersebut, membebaskan administrasi perkeretaapian dari tanggung jawab apa pun,” lanjut laporan, seperti dilansir Anadolu (24/7).
Juru bicara Kereta Api Utara, Deepak Kumar, mengonfirmasi laporan media tersebut.
Komite pengelola lokal dari kedua masjid tersebut mengatakan bahwa Masjid Bachchu Shah dan Masjid Takia Babbar Shah dibangun berabad-abad yang lalu dan termasuk Masjid bersejarah.
Para pejabat dari Badan Wakaf Delhi, yang bertanggung jawab untuk memelihara properti Islam, juga mengatakan bahwa Masjid-masjid tersebut dibangun sejak lama dan bahwa masalah ini adalah “sub-judisial.”
“Kedua masjid tersebut berusia lebih dari 400 tahun dan sudah ada sebelum infra struktur kereta api muncul di dua lokasi tersebut. Masjid-masjid tersebut juga merupakan bagian dari 123 properti, termasuk masjid, makam, di mana dewan tersebut terlibat dalam pertempuran pengadilan dengan Pusat. Masalah tersebut saat ini sedang menunggu keputusan di pengadilan tinggi,” ujar pejabat Badan Wakaf Delhi, Mehfooz Mohammad, kepada harian The Hindustan Times.
Hafiz Matlub Karim, seorang anggota komite pengelola masjid Bachchu Shah telah menulis surat kepada pemerintah Delhi mengenai masalah ini.
“Pemberitahuan yang ditempelkan itu tanpa tanda tangan dan stempel, ini merupakan pelecehan dan upaya untuk memperkeruh suasana,” tulis harian tersebut mengutip pernyataannya. (haninmazaya/arrahmah.id)