JEDDAH (Arrahmah.id) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Sabtu (22/7/2023) mengutuk pembakaran salinan Al-Qur’an di Denmark, menyusul insiden serupa di Swedia dalam beberapa pekan terakhir.
Delegasi tetap OKI datang ke kantor PBB dan organisasi internasional lainnya di Jenewa meminta otoritas Denmark untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan tidak mengizinkan pembakaran atau penodaan kitab suci umat Islam.
“Kami mengutuk keras penodaan Al-Qur’an kemarin di Denmark,” kata organisasi itu.
Rekaman yang dibagikan secara online dan laporan media mengatakan kelompok sayap kanan bernama Danske Patrioter (Patriot Denmark) membakar Al-Qur’an dan bendera Irak di luar kedutaan Irak di Kopenhagen.
Ada protes anti-Islam serupa di Kopenhagen, di mana Al-Qur’an dan bendera Turki dibakar.
OKI menekankan bahwa perlindungan berkelanjutan terhadap tindakan anti-Islam ini dan kegagalan untuk mencegahnya dengan dalih “kebebasan berekspresi” jelas memicu impunitas dalam hal ini.
Organisasi beranggotakan 57 orang yang berbasis di Jeddah itu meminta Denmark untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional dan menerapkan resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB tentang kebencian agama.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah pembakaran Al-Qur’an di Swedia bulan lalu. Negara-negara Barat menyatakan keprihatinannya, dengan mengatakan hal itu menantang praktik lama tentang perlindungan agama dan etnis minoritas.
Resolusi tersebut diperkenalkan oleh Pakistan atas nama OKI dan didukung oleh anggota lain dari badan tersebut.
“Mereka yang tidak bersuara meskipun ada instruksi jelas dari Dewan Hak Asasi Manusia kehilangan kredibilitas mereka dengan cepat,” tambah OKI.
Pembakaran Al-Qur’an di Denmark terjadi setelah berhari-hari ketegangan di ibu kota Irak yang menyaksikan kedutaan Swedia dibakar dan duta besar Swedia diusir dari negara itu sebagai tanggapan atas protes serupa anti-Islam di Stockholm.
Para pengunjuk rasa di Baghdad pada Sabtu pagi (22/7) juga mencoba menyerbu kedutaan Denmark sebagai tanggapan atas penodaan Al-Qur’an di Kopenhagen tetapi dihalau oleh pasukan keamanan.
Dewan Pengungsi Denmark mengatakan pada Sabtu (22/7) bahwa kantornya telah diserbu oleh serangan bersenjata di Basra, Irak selatan.
Irak pada Sabtu (22/7) meyakinkan negara itu bahwa mereka akan melindungi misi diplomatik Denmark di negara itu setelah serangan terhadap kedutaan Swedia. (zarahamala/arrahmah.id)