STOCKHOLM (Arrahmah.id) – Kedutaan Besar Swedia di Irak untuk sementara waktu memindahkan kegiatan operasionalnya ke Stockholm, demikian ungkap kementerian luar negeri negara tersebut, sehari setelah kedutaan tersebut diserang sebagai bentuk protes atas penodaan terhadap Al-Quran di Swedia.
“Operasi kedutaan dan staf ekspatriatnya telah dipindahkan sementara ke Stockholm karena alasan keamanan,” kata kementerian luar negeri pada Jumat (21/7/203), lansir Al Jazeera.
Ratusan warga Irak, terutama para pengikut pemimpin Syiah Muqtada al-Sadr, menyerbu kedutaan di pusat kota Baghdad pada Kamis dan membakarnya. Pemerintah Irak kemudian mengusir duta besar Swedia.
Langkah kedutaan ini juga dilakukan ketika perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson, mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan-laporan bahwa Irak telah menangguhkan izin kerja para pegawainya.
Media pemerintah Irak melaporkan bahwa Baghdad membekukan izin tersebut sebagai bentuk protes atas peristiwa penodaan Al-Quran.
“Insiden di Swedia, yang melibatkan pembakaran kitab suci Al-Quran, sangat menyinggung keyakinan dan nilai-nilai agama yang dijunjung tinggi oleh umat Islam di seluruh dunia,” kata juru bicara Ericsson.
Ericsson memiliki sekitar 30 karyawan di Irak, yang keselamatannya merupakan prioritas utama perusahaan, ujar juru bicara perusahaan.
“Kami menghormati semua budaya dan agama, dan kami sangat mementingkan penghormatan terhadap pelanggan dan karyawan kami -serta komunitas tempat kami beroperasi,” ujar juru bicara tersebut.
“Sangat bermasalah ketika kebebasan berekspresi berubah menjadi keterasingan antara budaya atau agama yang berbeda.”
Sebuah demonstrasi diadakan pada Kamis di Stockholm di mana para provokator menendang dan merusak sebagian buku yang mereka katakan sebagai Al-Quran. Para pengunjuk rasa tidak membakar buku tersebut seperti yang mereka ancam akan lakukan.
Reaksi dari Timur Tengah mengalir deras setelah kejadian di Stockholm, sementara negara-negara Barat mengutuk penyerbuan kedutaan besar Swedia di Irak.
Pada Jumat, protes terjadi di Irak dan Iran untuk mengecam izin Swedia atas penodaan Al-Quran.
Acara di Stockholm tersebut direncanakan oleh Salwan Momika, seorang pengungsi Irak beragama Kristen berusia 37 tahun di Swedia, yang juga membakar lembaran-lembaran Al-Quran pada 28 Juni, insiden sebelumnya memicu protes massal di Irak dan kecaman dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. (haninmazaya/arrahmah.id)