KAIRO (Arrahmah.id) – Mesir akan menghadapi pemadaman listrik reguler hingga pertengahan pekan depan karena pemerintah membatasi konsumsi gas selama gelombang panas, kata kabinet pada Rabu (19/7/2023), laporan Reuters.
Warga telah melaporkan pemadaman listrik di beberapa daerah di Kairo pekan ini, karena suhu telah meningkat di atas 40 derajat selama gelombang panas yang mempengaruhi Eropa selatan dan Afrika Utara dan bertepatan dengan suhu ekstrem di tempat lain di Belahan Bumi Utara.
Mesir memiliki surplus pasokan listrik setelah kapasitas yang berkembang pesat selama dekade terakhir, tetapi permintaan listrik, yang sebagian besar dihasilkan oleh gas alam, meningkat di musim panas karena orang menggunakan lebih banyak AC.
Pihak berwenang telah mulai menurunkan beban, atau merencanakan pemadaman listrik, setelah tekanan pada jaringan gas turun karena konsumsi yang meningkat, kabinet mengutip pernyataan Perdana Menteri, Mostafa Madbouly.
“Saat ini kita sedang dalam masa load shedding sementara hingga tekanan jaringan kembali normal,” ujarnya.
Sejak tahun lalu, pemerintah telah berusaha mengurangi konsumsi gas alam lokal untuk membebaskan lebih banyak gas untuk diekspor dan mendapatkan mata uang keras yang sangat dibutuhkan. Madbouly mengatakan terus merasionalisasi konsumsi listrik itu penting.
Mesir menjadi swasembada gas alam pada akhir 2018 dan berupaya mengembangkan posisinya sebagai pusat energi regional untuk mencairkan gas dan mengekspornya kembali. (zarahamala/arrahmah.id)