IDLIB (Arrahmah.id) — Pihak Keamanan Publik kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) mengumumkan telah menangkap ratusan sel mata-mata yang bekerja untuk pihak-pihak yang bermusuhan mereka pada Ahad (16/7/2023)
Dilansir Shaam.org (16/7), pengumuman itu dirilis resmi melalui video juru bicara Badan Keamanan Publik, Diaa al Omar yang mengatakan bahwa bahwa mereka akan tegas menindak siapa pun yang mencoba mengutak-atik keamanan revolusi dan masyarakat.
Diaa al Omar menambahkan bahwa dengan meningkatnya revolusi Suriah dan perluasan institusi mengharuskan dinas keamanan melakukan upaya yang lebih besar untuk melindungi institusi dan menjaga keamanan mereka dari beberapa pergerakan dan komunikasi yang mencurigakan.
Setelah investigasi selama lebih dari 6 bulan, Al Omar menemukan sel mata-mata yang bekerja untuk pihak musuh.
Atas hasil itu, mereka yang tertangkap akan dibawa ke pengadilan untuk menerima hukuman.
Di akhir pernyataannya, Al Omar mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah ujian dari revolusi yang harus disikapi dan dipastikan bahwa revolusi akan terus bertahan dan menjaid lingkungan yang baik bagi warga.
“Pengawasan pendidikan dan meningkatkan kesadaran keamanan merupakan tanggung jawab kami agar masyarakat terjamin keselamatan dan keamanan,” ujarnya.
Menurut sumber HTS lain yang berbicara pada Shaam.org, mereka yang ditangkap berjumlah seratusan orang yang berasal dari jajaran petinggi, aparat keamanan, kader militer, aparat komunikasi, dan sektor lainnya.
Kebanyakan dari mereka diduga kuat berkoalisi dengan koalisi internasional dan Rusia dengan cara mempengaruhi orang-orang yang dekat dengan pucuk pimpinan dan sejumlah tahanan.
Sumber itu juga menambahkan bahwa pemimpin HTS dan petinggi lainnya telah mengadakan pertemuan selama sepekan terakhir terkait masalah penyusupan mata-mata ini.
Abu Muhammad al Jaulani, pemimpin HTS, sangat kecewa setelah tahu bahwa penyusupan melibatkan sejumlah pemimpin di bidang keamanan, militer, ekonomi, dan media. Dia kemudian meminta menangkap semua yang terlibat dan meminta memutasi sejumlah orang terkait dengan tetap dijaga kerahasiannya.
Sel-sel mata-mata ini diduga telah banyak membocorkan informasi dan data-data terkait situs-situs militer Otorita, gudang senjata, lokasi markas, jalur pergerakan, dan tempat tinggal para pemimpin HTS, termasuk Al-Qahtani, Abu Al-Khair, Abu Al-Hassan, Abu Muslim Afis, dan beberapa pemimpin lainnya.
Menurut sumber tersebut, proses penangkapan dilakukan dengan sangat rahasia. Para terduga kemudian dibawa ke penjara swasta untuk diinterogasi agar mau mengungkap pihak-pihak yang terlibat dan jenis informasi apa saja yang diberikan. (hanoum/arrahmah.id)