MEKKAH (Arrahmah.id) – Daftar jamaah haji meninggal dari Indonesia kembali bertambah. Total sudah 613 jamaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi. Kementerian Agama (Kemenag) pun meminta agar jamaah haji tidak memforsir diri untuk melaksanakan ibadah sunnah.
Jumlah 613 jamaah tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2015 untuk kumulatif wafat sampai hari ke-51. Sebelumnya data tertinggi dengan perbandingan hari yang sama terjadi pada 2015 dan 2017. Dimana pada 2017 ada 561 jamaah meninggal, sedangkan 2017 total 539 wafat.
“Berdasarkan info dari Siskohat jamaah haji yang wafat memang ad peningkatan pasca Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Puncak haji tahun ini memang cukup berat, kondisi jamaah haji banyak lansia dan sudah sangat lemah,” kata Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat di Jeddah, Kamis (13/7/2023).
Arsad mengatakan, peningkatan jumlah lansia dalam penyelenggaraan haji tahun ini ikut memengaruhi karena selama penyelenggaraan haji belum pernah jamaah lansia yang jumlahnya mecapai 67 ribu orang. Di periode sebelumnya ada lansia tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Di samping faktor lain seperti kondisi cuaca.
Arsad mengungkapkan, sekarang ini yang coba dilakukan adalah komunikasi dengan jemah haji khususnya yang akan melaksanakan arbain ke Madinah agar jangan memforsir.
“Hemat tenaga agar kondisi tetap sehat dan bugar sehingga saat jadwal kepulangan bisa pulang ke Tanah air dengan kondisi sehat,” pesan Arsad.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023 dr. M. Imran mengatakan bahwa jemaah haji yang dirawat di Makkah paling banyak menderita pneumonia atau radang paru.
Imran menyampaikan kenaikan kasus pneumonia ini terjadi pasca puncak ibadah haji atau fase Armuzna.
(ameera/arrahmah.id)