WASHINGTON (Arrahmah.id) — Seorang pria Afganistan yang bertahun-tahun bantu pasukan AS di negaranya dan berhasil kabur saat Taliban mengambil alih pemerintahan, justru tewas di Washington. Pria yang bernama Nasrat Ahmad Yar (31) justru tewas di negeri pelariannya, Amerika Serikat (AS), tanah yang dijanjikan mencari penghidupan lebih baik bagi istri dan keempat anaknya.
Dilansir Al Jazeera (7/8/2023), dia menemukan pekerjaan sebagai pengemudi berbagi tumpangan dan bahkan berhasil mengirim uang kembali ke Afghanistan untuk membantu keluarga dan teman-temannya.
Ahmad Yar yang memiliki tinggi badan 6 kaki 5 inci, dikenal mahir bermain voli, dan ia memiliki pukulan servis yang kuat. Namun pada Senin malam pekan lalu, karena khawatir tidak mampu membayar uang sewa, ia pergi keluar dengan mengendarai mobil, namun nahas ia tewas setelah ditembak dan terbunuh di Washington.
Belum ada tersangka yang ditangkap atas insiden penembakan Nasrat ini. Namun video pengawas menangkap suara satu tembakan dan empat anak laki-laki atau pemuda terlihat melarikan diri. Polisi telah menawarkan hadiah sebesar 25.000 dolar AS untuk informasi yang bisa mengarah pada penangkapan pelaku penembakan.
Jeramie Malone, seorang warga AS yang mengenal Ahmad Yar melalui pekerjaan sukarelanya di sebuah organisasi yang didirikan oleh para veteran. Malone mengaku, Ahmad Yar telah berjasa membantu para mantan penerjemah dan tentara AS yang bertugas di Afghanistan. Ia juga kagum dengan kemurahan hatinya.
“Dia selalu ingin memberi lebih banyak daripada yang dia terima dan dia sangat baik hati.”
Warga Afghanistan dan veteran militer AS berkumpul untuk menghadiri upacara pemakaman Ahmad Yar pada Sabtu (8/7) di All Muslim Association of America di Fredericksburg, Virginia.
Kerabat dan pasukan AS yang pernah dibantu olehnya, berkumpul saat peti jenazah Ahmad Yar akan diturunkan ke tanah dengan tali dan orang-orang menggunakan sekop untuk menimbunnya dengan tanah. Salah satu dari mereka yang hadir adalah Matthew Butler, yang kini telah pensiun dari militer dan bertemu dengan Ahmad Yar pada tahun 2009 di Lapangan Udara Bagram.
Sahabatnya, Amini mengatakan bahwa Ahmad Yar telah bekerja untuk militer AS selama sekitar satu dekade sebagai penerjemah dan melakukan pekerjaan lain.
Amini mengatakan Ahmad Yar melarikan diri ke AS agar aman dan sayangnya dia tidak aman di AS. (hanoum/arrahmah.id)