LANGKAT (Arrahmah.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Langkat memastikan Pondok Pesantren Al-Kafiyah tidak ada di Kabupaten Langkat. Ponpes yang dimaksud hanya fiksi dan konten yang diproduksi Padepokan Sendang Sejagat.
Ketua MUI Langkat, Zulkifli Ahmad Dian mengatakan pihaknya telah memanggil pimpinan Padepokan Sendang Sejagat yang bermarkas di Desa Hinai Kiri, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut).
“Mereka mengakui itu adalah bentuk konten video. Isinya menjelaskan tentang penyimpangan yang ada selama ini, yang mengatasnamakan Islam. Mereka buat berbentuk video berseri, yang menampilkan ajaran-ajaran nyeleneh dan menyimpang. Video dikirim ke dunia maya melalui YouTube,” ujar Zulkifli, lansir Liputan6.com, Senin (3/7/2023).
Dia menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap Padepokan Sendang Sejagat yang dipimpin Sunaryo alias Mas Karyo, video yang mereka produksi hanya sekadar konten YouTube. Tetapi ada oknum yang memotong video dan menyebarkan ke media sosial hingga viral.
“Menurut bahasa dari pemilik konten, ada oknum yang motong-motong. Sampai saat ini mereka mendalami siapa yang memotong dan mengedit untuk dilaporkan ke polisi. Yang kita dengar itu,” ujarnya.
Zulkifli menuturkan, pada intinya Pondok Pesantren Al-Kafiyah tidak ada dan hanya sekadar cerita fiksi dalam konten YouTube yang dibuat Padepokan Sendang Sejagat. Konten mereka buat berseri dan bersambung.
Zulkifli mengungkapkan, hasil investigasi MUI Langkat dan MUI Kecamatan Secangang, Padepokan Sendang Sejagat di Desa Hinai Kiri, Kecamatan Secanggang, tidak menjalankan aktivitas pendidikan formal pada umumnya.
“Setelah kita usut dan mintai keterangan, info yang didapatkan mereka tidak melakukan pendidikan formal seperti sekolah. Namun pendidikan seperti pengajian, mengisi acara-acara pengajian ibu, seperti majelis taklim pada umumnya,” lanjutnya.
Zulkifli menambahkan, pihak pimpinan Padepokan Sendang Sejagat meminta kepada MUI Langkat untuk membimbing mereka dalam keilmuan keislaman. Dalam pemeriksaan lanjutan, ada indikasi ajaran keliru dan sesat. Pihak MUI Langkat akan membuat rekomendasi kepada Polres Langkat dan pihak terkait untuk ditutup.
“Tapi itu belum, masih wacana dan proses,” jelas Zulkifli.
Pimpinan Padepokan Sendang Sejagat, Sunaryo alias Mas Karyo, sebelumnya memberikan klarifikasi dan permohonan maaf terkait video viral perempuan jadi imam salat.
Dia mengatakan, video itu merupakan hiburan atau konten berupa film pendek di YouTube dengan judul “Pesantren Sesat Dapat Menghapus Dosa”.
“Saya disaksikan pihak-pihak terkait, ada Bapak Kapolsek, Bapak Koramil, Bapak Camat, Bapak Ketua MUI, saya klarifikasi terkait video yang viral. Yang mana, ada yang telah memotong-motong video yang kami buat,” ujar Mas Karyo dalam video klarifikasi.
Mas Karyo menuturkan, mereka membuat video untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas, agar tidak terpengaruh dengan mengatasnamakan agama.
Dalam video itu menggambarkan seorang guru Ponpes menjanjikan dapat menghapus dosa pengikutnya dengan membayar uang sebesar Rp 50 juta.
“Video asli ada di kanal YouTube kami. Sengaja kami buat untuk perfilman atau arti kata sinetron berseri. Kami buat sebagai contoh kita umat Islam jangan terpengaruh dengan Ponpes dan pesantren atau kata-kata islami atau makai ayat-ayat Allah, tapi manipulasi. Makanya saya buat untuk edukasi dan pelajaran,” jelasnya.
Mas Karyo mengatakan, film itu ditayangkan khusus di kanal YouTube mereka.
“Sangat menyayangkan, dunia media sosial, memotong-motong video kami, dengan kata-kata menyeleneh, pengalih isu dan lainnya. Jujur, saya sedikit beban. Ada yang memotong video tersebut, tapi tidak menyertakan link asli,” ungkapnya.
Mas Karyo kembali menyampaikan pesan kepada masyarakat luas agar tidak percaya dengan mengatasnamakan agama untuk meraup keuntungan yang menjamin bisa menghapus dosa.
“Menceritakan Pondok Pesantren Al-Kafiyah ini adalah Ponpes sesat yang mencari orang, mempengaruhi orang dengan ilmu-ilmu sihirnya dengan mudah jemaat terpengaruh. Setiap orang melakukan dosa, dosanya bisa dihapuskan. Itu sebagai contoh ditampilkan, agar kita orang awam berhati-hati. Jaga iman, tegakan salat, banyak kalian mendekat diri kepada Allah. Semoga bisa dipahami. Saya minta maaf dan keteledoran saya,” ujar Mas Karyo.
(ameera/arrahmah.id)