BERLIN (Arrahmah.id) – Kepercayaan Muslim Jerman terhadap pihak berwenang semakin menurun, hal tersebut tampak dari semakin banyaknya kasus serangan Islamofobia di Jerman yang tidak dilaporkan.
Menurut jumlah yang diungkapkan saat sesi tanya jawab parlemen bulan lalu, setidaknya ada 124 serangan terhadap Muslim dan Masjid di seluruh Jerman hanya dalam kurun waktu 90 hari pertama di tahun 2023. Jumlah tersebut termasuk kasus intimidasi, penyerangan dan perusakan properti.
Ada dua serangan pembakaran di masjid di kota Hannover dan Dresden pada Mei. Hal ini lantas memicu seruan baru tindakan yang lebih ketat untuk melindungi komunitas Muslim.
“Jumlah serangan terhadap masjid telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan kami berasumsi jumlah kasus yang tidak dilaporkan jauh lebih tinggi,” kata Ketua Dewan Islam untuk Republik Federal Jerman Burhan Kesici, seperti dikutip Yeni Safak, pada Selasa (20/6/2023).
Kesici menilai banyak Muslim yang tidak melaporkan serangan Islamofobia karena hal tersebut tidak didefinisikan dengan jelas, atau karena mereka tidak mempercayai otoritas di Jerman. Oleh karena itu, ia menganggap jumlah kasus yang tidak dilaporkan jauh lebih tinggi.
Masalah lain yang ditunjukkan Kesici adalah bahwa terkadang serangan terhadap masjid tidak termasuk dalam kategori serangan Islamofobia.
“Mereka terdaftar dalam kategori lain, misalnya hanya serangan pembakaran, jadi kita perlu melihat lebih dekat statistik ini,” ungkapnya.
Jerman merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak kedua di Eropa Barat, setelah Prancis.
Menurut data resmi negara, dari 84 juta penduduk Jerman, setidaknya terdapat hampir 5 juta penduduk Muslim.
Data tahun 2022 menunjukkan polisi Jerman mencatat setidaknya 610 kejahatan kebencian Islamofobia, termasuk serangan terhadap 62 masjid, yang terjadi pada kurun waktu Januari hingga Desember.
Dalam catatan itu juga menunjukkan sedikitnya 39 orang terluka dalam kekerasan anti-Muslim. (rafa/arrahmah.id)