MANBIJ (Arrahmah.id) – Turki pada Kamis (15/6/2023) terus menyerang sasaran milik milisi Kurdi dan pasukan rezim Suriah di Suriah utara, sepekan sebelum putaran terakhir negosiasi perdamaian Astana mengenai perang 12 tahun Suriah.
Kementerian pertahanan Turki mengatakan telah menyerang situs milik “teroris” – label yang diberikan kepada kelompok bersenjata pimpinan Kurdi yang beroperasi di Suriah utara – di Tel Rifaat dan Manbij. Dikatakan 16 milisi “dilumpuhkan”, istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembunuhan, cedera atau penangkapan pasukan musuh.
Hal ini mengikuti klaim Ankara bahwa mereka telah “menetralisir” sejumlah milisi pada Rabu (14/6) ketika menyerang sasaran di daerah yang sama.
Media lokal juga melaporkan bahwa Turki membunuh seorang tentara rezim Suriah dalam serangan pesawat tak berawak di provinsi Aleppo.
Turki juga membom situs militer milik pasukan rezim Suriah di provinsi Aleppo pada Rabu pagi (14/6), kata pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Eskalasi serangan militer terjadi sepekan sebelum putaran terakhir konferensi Astana tentang perdamaian di Suriah pada 20 dan 21 Juni.
Lebih dari 500.000 orang telah tewas sejak perang dipicu oleh penumpasan brutal rezim Suriah terhadap protes damai pada 2011.
Turki dan rezim baru-baru ini mengadakan diskusi tentang rekonsiliasi. Rezim mengatakan tidak akan menormalkan hubungan dengan Ankara sampai pasukan Turki meninggalkan Suriah.
Wakil menteri luar negeri Suriah dan Turki, serta pemain kunci lainnya dalam perang, Iran dan Rusia, akan bertemu di Astana.
Pembicaraan damai Astana dimulai pada 2017.
Turki menuduh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi yang menguasai sebagian besar timur laut Suriah memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok bersenjata yang telah berperang terus-menerus dengan Turki selama beberapa dekade.
Pasukan Turki telah menginvasi Suriah utara pada beberapa kesempatan untuk membersihkannya dari pasukan pimpinan Kurdi, dan sering melakukan operasi udara dan darat terhadap mereka.
Ankara mengumumkan pada Rabu (14/6) bahwa mereka telah membunuh seorang anggota senior PKK.
Badan intelijen Turki, MIT mengatakan Abdulkahar Karasac, nama samaran Aliser Ciya, memerintahkan serangan pada 2017 di Izmir Turki di mana petugas polisi Turki Fethi Sekin terbunuh.
Tidak dikatakan kapan pasukan Turki membunuh Ciya, tetapi mengatakan dia meninggal di Kurdistan Irak, tempat markas besar PKK.
Pada Ahad (11/6), media yang berafiliasi dengan PKK memuat pernyataan dari sayap militer kelompok tersebut, HPG, yang mengatakan bahwa Ciya telah dibunuh. Ciya terbunuh hampir setahun lalu, pada Mei 2022, kata pernyataan itu.
Pengumuman Turki tentang pembunuhan itu terjadi sehari setelah PKK mengatakan telah mengakhiri gencatan senjata sepihak dengan Ankara, yang dimulai setelah gempa bumi dahsyat pada 6 Februari. (zarahamala/arrahmah.id)