GAZA (Arrahmah.com) – Israel merilis daftar resmi nama 477 tahanan Palestina yang rencananya akan diumumkan pada Selasa (18/10/2011) sebagai tahap pertama dari kesepakatan untuk pembebasan prajurit Israel Gilad Shalit yang ditawan Hamas.
Daftar 450 warga Palestina dan 27 wanita tersebut diterbitkan oleh kementerian kehakiman Israek di situs resmi Dinas Penjara Israel, untuk memberikan waktu 48 jam bagi publik untuk mengajukan banding terhadap kesepakatan terkait kembalinya Shalit, yang lebih dari lima tahun di tahan oleh Hamas.
Sementara itu 550 tahanan Palestina lainnya yang akan dirilis dalam waktu dua bulan.
Begitu daftar itu diterbitkan, stasiun radio dan televisi utama Israel mulai merilis dan ‘membahas ulang’ serangan mematikan yang dilakukan oleh para tahanan dalam daftar.
“Sesuai dengan pemerintah keputusan Israel dari pada tanggal 11 Oktober 2011 untuk menyetujui proses perjanjian untuk pembebasan diculik tentara Gilad Shalit, yang diselenggarakan oleh Hamas, tahanan akan dirilis sebagaimana tercantum dalam daftar berikut,” kata dokumen yang rincian akan dikirim kepada tahanan yang namanya terdaftar.
Pada hari Jumat, sebuah kelompok Israel yang mewakili ‘korban’ serangan Palestina mengajukan permohonan pertama di Pengadilan Tinggi untuk membatalkan, atau setidaknya menunda, kesepakatan tersebut.
Dalam permohonannya, Almagor mengatakan bahwa saat ini keluarga korban tidak akan memiliki cukup waktu untuk memeriksa nama-nama tahanan yang ditetapkan dalam rilis dan mempersiapkan banding.
Shalit diharapkan kembali ke Israel pada hari Selasa, pada saat yang sama tahap pertama dari 427 tahanan dibebaskan jika ketentuan kesepakatan pertukaran dihormati, kata para pejabat.
Kepala negosiator Israel David Meidan kembali ke Kairo pada Sabtu malam untuk menyelesaikan rincian pertukaran tawanan dengan Hamas, yang bekerja melalui mediator Mesir, kata laporan media.
Di antara nama-nama yang menonjol dalam daftar yang dirilis Israel adalah adalah Ahlam Tamimi, yang bekerja sebagai reporter di stasiun televisi lokal sebelum bergabung dengan sayap bersenjata Hamas. Dia menerima hukuman seumur hidup karena membantu memilih tempat untuk serangan bunuh diri dan dituduh ikut serta dalam pemboman beberapa lokasi, termasuk sebuah restoran pizza Yerusalem pada tahun 2001, di mana 15 orang tewas.
Juga ada Mohammed al-Sharatha, seorang pemimpin Hamas di unit tempur elit khusus “101” yang menculik dua tentara Israel pada tahun 1989. Kedua tentara tewas. Sharatha ditangkap pada tahun 1989 dan dijatuhi hukuman isolasi selama 30 tahun. (rasularasy/arrahmah.com)