ADEN (Arrahmah.id) – Pasukan keamanan di kota pelabuhan Aden, Yaman selatan, ibu kota sementara Yaman, telah menyita kiriman baru komponen drone yang ditujukan untuk Houtsi yang didukung Iran.
Security Belt Forces di Aden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan mereka menemukan sejumlah kotak tersegel berisi peralatan telekomunikasi yang dimaksudkan untuk memandu drone yang disembunyikan di sebuah truk di distrik Al-Mansoura Aden yang melakukan perjalanan ke wilayah yang dikuasai Houtsi.
Karton-karton itu disamarkan sebagai persediaan medis, menurut komandan keamanan Jalal Al-Rubai, dan orang-orang yang ditahan itu mengaku memuat kotak-kotak itu dari sebuah gudang untuk sebuah perusahaan medis lokal di Aden.
Penyitaan materi terkait drone terjadi hampir sepekan setelah pasukan keamanan lain di provinsi tetangga Lahj menyita pengiriman komponen drone – termasuk motor, baterai, dan kamera – di sebuah van yang disembunyikan di bawah mainan dan ditutupi dengan sepeda motor.
Pengamat Yaman percaya bahwa aliran senjata yang terus berlanjut, termasuk drone, ke Houtsi menunjukkan bahwa milisi sedang mempersiapkan operasi militer di seluruh negeri, bahkan ketika mediator internasional menekan mereka dan pemerintah Yaman untuk memperbarui gencatan senjata yang ditengahi PBB dan mencapai kesepakatan perdamaian untuk mengakhiri perang.
Sementara itu, pejabat militer Yaman mengatakan bahwa Houtsi meluncurkan sejumlah drone pengintai dan dilengkapi bahan peledak di wilayah yang dikuasai pemerintah di Marib, Taiz, Lahj, dan Shabwa.
Abdul Basit Al-Baher, seorang perwira militer Yaman di Taiz, mengatakan kepada Arab News pada Senin (12/6/2023) bahwa sebuah pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak milik Houtsi menembaki tentara di Gunung Han dan juga menghantam desa-desa di Al-Dhabab, sebelah barat Taiz, pada Ahad (11/6) dan bahwa Houtsi baru-baru ini mengintensifkan serangan drone dan darat terhadap pasukan pemerintah saat mereka mengatur ulang posisi pasukan baru di luar kota Taiz yang terkepung.
“Tindakan Houtsi menunjukkan bahwa mereka tidak maju menuju perdamaian melainkan mempersiapkan eskalasi yang lebih agresif,” kata Al-Baher.
Untuk melawan masuknya persenjataan ke Houtsi melalui wilayah pemerintah, Al-Baher menyarankan agar berbagai pasukan militer dan keamanan dari provinsi yang dipimpin oleh pemerintah harus disatukan di bawah satu komando.
“Formasi militer dan keamanan harus digabungkan untuk mencegah penyimpangan keamanan yang memungkinkan Houtsi menyelundupkan senjata ke negara itu,” katanya. (zarahamala/arrahmah.id)