JAKARTA (Arrahamah.id) – Setelah halalkan zina asal diganti dengan uang, kini Ponpes Al Zaytun kembali menggegerkan publik karena membawakan lagu Yahudi.
Sebelumnya, Ponpes Al Zaytun membawakan lagu Havenu Shalom Aleichem. Kini ponpes tersebut menyanyikan lagi Hava Nagila yang memiliki makna Marilah Bergembira.
Lagu tersebut adalah lagu yang biasanya dinyanyikan saat merayakann sesuatu bagi masyarakay Yahudi fan Roma. Lagu Hava Nagila juga menjadi suatu stapel penghibur bagi orang-orang Yahudi.
Momen santri Ponpes Al Zaytun menyanyikan lagu tersebut dibagikan kembali dalam media sosial TikTok @tokoh.id. Dalam video tersebut, terlihat santri yang tengah menyanyikan lagu tersebut saat Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziz pada 20 Mei 2023 lalu.
Tak hanya para santri, para petinggi ponpes juga terlihat menyanyikan lagu Yahudi itu dengan semangat.
Sebelumnya, Ponpes Al Zaytun menyatakan bahwa memperbolehkan wanita untuk salat dalam barisan depan, kini Ponpes Al Zaytun mengeluarkan tanggapan yang tak kalah mengejutkan.
Bahkan saat ini santri yang melakukan perbuatan zina pun diperbolehkan dan dosanya dapat ditebus hanya dengan mengandalkan uang. Hal itu merupakan suatu penyimpangan dalam ajaran agama Islam.
Pernyataan kontroversial itu diungkapkan dalam podcast Herri Pas terkait penyimpangan ajaran Ponpes Al Zaytun.
Dijelaskan bahwa para santri dilarang untuk berzina bahkan berpacaran, namun boleh jika memiliki kekayaan, karena dosa tersebut dapat ditebus dengan uang.
“Gak boleh pacaran, gak boleh berzina, kalau gak punya duit. Kalau punya duit, bisa dilakukan,” kata Ken Setiawan, dikutip dari kanal YouTube Herri Pras pada Senin 5 Juni 2023.
Bahkan, lanjutnyq, jika melakukan nanti akan ada denda yang harus dibayar untuk menebus dosanya tersebut.
“Nanti ada majelis hukumnya bertahkim, kena pasal sekian, dengan bayar uang dua juta dosanya hilang,” tutur Ken.
Selain itu Ken juga membenarkan kasus pencabulan yang terjadi di Ponpes Al Zaytun, namun berhasil ditutupi oleh pemimpin Ponpes Al Zaytun, yaitu Panji Gumilang.
“Kasus pencabulan semuanya fakta. Namun karena sakitnya Panji Gumilang semua TKP dan barang bukti dirombak,” ungkap Ken.
Ken pun menjelaskan harapannya untuk menindak tegas Ponpes Al Zaytun terkait pengajaran yang diterapkan.
“Kasus pencabulan semuanya fakta. Namun karena sakitnya Panji Gumilang semua TKP dan barang bukti dirombak,” ungkap Ken.
Ken pun menjelaskan harapannya untuk menindak tegas Ponpes Al Zaytun terkait pengajaran yang diterapkan.
“Ya, harapan kita semua agar Kemenang dan MUI bisa mengambil langkah tegas agar tak ada lagi penyimpangan yang berkedok agama,” pungkas Ken.
(ameera/arrahmah.id)