AL-HUMAIRA (Arrahmah.id) – Pasukan paramiliter Sudan dilaporkan telah membunuh 55 warga sipil di bagian tengah negara itu setelah membakar rumah-rumah mereka, Partai Komunis Sudan mengatakan pada Sabtu.
Orang-orang bersenjata yang tergabung dalam Pasukan Pendukung Cepat (RSF) menyerbu desa Al-Humaira, sekitar 35 km dari El-Obeid, ibu kota negara bagian Kordofan Utara.
Penduduk desa merespon untuk membela diri demi melindungi rumah dan harta benda mereka, dilaporkan menewaskan dua anggota RSF sementara yang ketiga berhasil lolos, kata Partai Komunis, seperti dilansir The New Arab (4/6/2023).
Tak lama kemudian, pasukan RSF bersenjata lainnya tiba dengan sekitar 20 kendaraan roda empat, mengepung desa tersebut dan mulai membuat kekacauan, membunuh orang-orang, membakar rumah-rumah dan mencuri harta benda mereka sebagai bentuk hukuman, kata pernyataan itu.
Selain 55 orang yang terbunuh, beberapa orang lainnya terluka atau hilang. Banyak wanita, anak-anak dan manula yang mengungsi.
Partai Komunis Sudan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan genosida, dan menyatakan bahwa RSF dan tentara Sudan bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil dengan penembakan dan peluru nyasar.
Kedua belah pihak militer yang berseteru telah terlibat dalam konflik mematikan sejak 15 April yang telah menewaskan hampir 900 orang dan lebih dari satu juta orang mengungsi. Mereka saling menyalahkan satu sama lain atas pertumpahan darah tersebut.
Khartoum dan kota-kota tetangganya telah menjadi yang paling parah terkena dampaknya, menyaksikan serangan udara, penembakan dan baku tembak hampir setiap hari. Banyak upaya gencatan senjata yang gagal.
Warga Khartoum melaporkan peningkatan tajam bentrokan di beberapa daerah di ibu kota pada Ahad (4/6) setelah berakhirnya kesepakatan gencatan senjata antara faksi-faksi militer yang berseteru yang ditengahi oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Di luar ibu kota, pertempuran mematikan juga terjadi di wilayah barat terpencil Darfur, yang telah dilanda konflik berkepanjangan dan tantangan kemanusiaan yang besar. (haninmazaya/arrahmah.id)