MOSKOW (Arrahmah.id) – Ketegangan yang terjadi baru-baru ini di Kosovo berbahaya dan dapat menyebabkan pertumpahan darah baru, duta besar Rusia untuk Serbia memperingatkan pada Sabtu (3/6/2023).
“Situasi ini berbahaya, karena bisa saja pecah konflik yang lebih besar, dan pertumpahan darah baru di Kosovo utara, dan hal ini dapat menyebabkan penyebaran ketegangan ke seluruh Balkan, atau setidaknya ke salah satu bagian wilayah Balkan,” kata Aleksandar Bocan-Kharchenko kepada media pemerintah Rusia, RT Balkan.
Ia menambahkan bahwa Uni Eropa dan Barat secara keseluruhan selalu mengambil pendekatan sepihak dalam menyelesaikan masalah.
Rusia memiliki hubungan kekerabatan tradisional dengan etnis Serbia dan Serbia -yang berbatasan dengan Kosovo- karena keduanya adalah bangsa Slavia yang menganut kepercayaan Ortodoks Timur. Rusia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo dari Serbia pada 2008, meskipun sebagian besar negara anggota PBB mengakui kemerdekaan tersebut, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Turki.
Ketegangan baru-baru ini terjadi setelah pemilihan umum lokal yang memilih walikota etnis Albania di daerah Kosovo utara di mana Serbia -kelompok etnis terbesar kedua di negara itu- adalah mayoritas.
Etnis Serbia di bagian utara negara tersebut telah memprotes pemilihan walikota etnis Albania sejak akhir Mei lalu.
Senin lalu, sedikitnya 30 tentara misi penjaga perdamaian internasional yang dipimpin NATO di Kosovo (KFOR) terluka dalam bentrokan dengan orang-orang Serbia yang mencoba menghalangi walikota etnis Albania memasuki balai kota untuk mengambil sumpah jabatan dan memulai tugasnya. (haninmazaya/arrahmah.id)