JAKARTA (Arrahmah.id) – Rencana kedatangan grup band asal Inggris Coldplay pada November menuai penolakan dari sebagian kalangan di Indonesia, sebab grup band tersebut dinilai mendukung Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Penilaian tersebut muncul karena sang vokalis, Chris Martin sering mengenakan baju bernuansa pelangi dan bahkan secara terang-terangan mengibarkan bendera pelangi, yang merupakan identitas LGBT, saat mengadakan konser.
Penolakan itu secara tegas diungkapkan oleh organisasi Wasekjen Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Novel Bamukmin.
“Saya mengimbau kepada promotor dan panitia agar membatalkan niatnya mendatangkan Coldplay,” kata Novel pada Ahad (14/5/2023).
Novel bahkan mengancam akan memblokir bandara atau Gelora Bung Karno (GBK), tempat konser Coldplay rencananya akan digelar.
“Kalau masih nekat, maka kita akan gelar aksi besar dengan memblokir lokasi atau kita akan kepung bandara,” lanjutnya.
Menanggapi pro-kontra konser Coldplay tersebut, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengingatkan agar pemerintah melakukan pertimbangan saat mengizinkan sebuah kegiatan termasuk konser musik.
“Jangan hanya keuntungan ekonominya saja, tapi juga hal-hal lain. Apalagi dalam hal yang terkait dengan konser musik yang berkelas dunia seperti Coldplay yang jelas-jelas akan menyedot perhatian anak- anak bangsa terutama generasi mudanya,” ujar Anwar Abbas dikutip dari tvOnenews di Jakarta pada Rabu (17/5).
Pria yang akrab disapa Buya Anwar ini mengaku khawatir dengan kehadiran Coldplay yang mungkin dapat merusak watak generasi bangsa.
“Karena kita takut dengan kehadiran mereka akan bisa merusak watak dan peradaban dari anak- anak bangsa,” kata Anwar Abbas.
Lebih lanjut Anwar Abbas mengatakan, “Padahal kita harus bisa membimbing dan mendidik generasi penerus kita agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, serta bertanggung jawab. Oleh karena itu adanya keberatan terhadap kehadiran coldplay tersebut adalah cukup beralasan.”
Hal ini kata Anwar karena Coldplay mendukung perjuangan LGBT yaitu suatu praktek kehidupan yang menyimpang.
“Serta bertentangan dengan ketentuan dari ajaran agama, tidak hanya agama islam saja tapi juga dengan agama lainnya,” tandas Anwar Abbas.
Padahal dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dikatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Ini artinya tidak boleh ada di negara ini kegiatan termasuk konser musik yang bertentangan dengan ajaran agama apalagi LGBT ini adalah sebuah konsep hidup dan berkehidupan yang anti manusia dan kemanusiaan,” tegas Anwar Abbas.
Maka menurut Anwar Abbas, kehadiran grup band Coldplay ini jelas-jelas akan mendukung tumbuh dan berkembangnya gerakan LGBT di tanah air.
“Kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi di negara yang sama- sama kita cintai ini,” pungkas Anwar Abbas.
Sebagaimana diketahui, grup band asal Inggris Coldplay rencananya akan menggelar konser di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 15 November 2023 mendatang. (rafa/arrahmah.id)