ANKARA (Arrahmah.id) — Partai oposisi utama Turki mengatakan pihaknya telah mengajukan pengaduan atas dugaan penyimpangan di ribuan kotak suara dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang diselenggarakan pekan lalu.
Dugaan ini muncul saat pihak petahana, Presiden Recep Tayyip Erdogan, unggul dari lawan-lawannya.
Muharrem Erkek, wakil ketua Partai Rakyat Republik (CHP), mengatakan pihaknya secara resmi mengajukan keberatan atas 2.269 kotak suara nasional untuk pilpres dan 4.825 untuk pemungutan suara parlemen.
“Kami mengikuti setiap suara, bahkan jika itu tidak mengubah hasil keseluruhan,” kata Erkek kepada wartawan di Ankara, dikutip Reuters (17/5/2023).
Partai AK yang bersekutu dengan Erdogan memenangkan mayoritas parlemen. Sementara dalam pemilihan presiden, Erdogan memperoleh 49,86% suara.
Adapun, Kemal Kilicdaroglu, ketua CHP, mendapat 44,9% dalam apa yang dilihat sebagai tantangan elektoral terbesar bagi kekuasaan Erdogan selama 20 tahun. Kandidat ketiga, Sinan Ogan memperoleh 5,17%.
Dengan hasil ini, Erdogan dan Kilicdaroglu akan kembali bertarung dalam putaran kedua pada 28 Mei mendatang lantaran tidak ada yang memenangkan 50% suara dalam pemilihan pertama.
Meski begitu, peranan Onan kemungkinan akan menjadi penting lantaran potensi suaranya yang diduga akan lari ke Erdogan atau Kilicdaroglu. Namun, hal ini masih menjadi teka-teki karena baik Erdogan atau Kilicdaroglu sama-sama memiliki jaringan dengan kelompok yang disebut-sebut Ogan sebagai teroris. (hanoum/arrahmah.id)