AMSTERDAM (Arrahmah.id) — Puluhan polisi Belanda membubarkan ‘perkelahian besar’ di tempat pemungutan suara (TPS) Amsterdam yang didirikan untuk pemilih Turki-Belanda. Para pemilih akan memberikan suara jelang pemungutan suara pekan depan di Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berhadapan dalam ‘perlombaan’ menegangkan dengan pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu. Sementara warga Turki di luar negeri dapat memilih menjelang pemungutan suara.
Media Belanda melaporkan, banyak polisi yang berpakaian antihuru-hara dan membawa anjing, memisahkan pihak yang bertikai setelah ketegangan memuncak sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Perkelahian itu, yang pecah sesaat sebelum waktu penutupan tempat pemungutan suara di pusat konferensi RAI kota itu, tampaknya dipicu setelah perselisihan oleh perwakilan dari pihak lawan, kata lembaga penyiaran publik NOS. Diduga perkelahian dimulai setelah sejumlah penduduk milisi PKK Kurdi melakukan provokasi.
Kepolisian Amsterdam mengatakan insiden itu sedang diselidiki, namun belum bisa segera berkomentar.
Namun NOS mengutip seorang perwira yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, kejadian itu adalah “insiden besar”.
Seorang saksi mengatakan kepada NOS, ada ketegangan di RAI dalam beberapa hari terakhir, tetapi situasinya telah meledak.
“Terjadi teriakan, kepanikan dan kekacauan,” kata saksi tersebut, dilansir dari AFP (8/5/2023).
Perkelahian bubar di tempat pemungutan suara beberapa jam kemudian. Pihak-pihak yang berkelahi tidak disebutkan namanya.
Komunitas Turki-Belanda di Belanda berjumlah sekitar 440.000 orang, banyak keturunan pekerja yang bermigrasi ke Eropa selama 1960-an dan 70-an. (hanoum/arrahmah.id)