AMMAN (Arrahmah.id) – Suriah pada Senin (1/5/2023) setuju untuk menghentikan perdagangan narkoba yang melintasi perbatasannya dengan Yordania dan Irak, serta mengidentifikasi siapa yang memproduksi dan mengangkut narkotika.
Janji itu datang pada pertemuan penting para menteri luar negeri dari Arab Saudi, Mesir, Irak dan Yordania, juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad di Amman.
Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk membahas bagaimana menormalisasi hubungan dengan Suriah sebagai bagian dari penyelesaian politik perang saudara selama 13 tahun yang telah menghancurkan dan memecah belah negara tersebut.
Sebuah pernyataan akhir setelah pertemuan tersebut mengatakan para menteri telah membahas jalur untuk repatriasi sukarela jutaan pengungsi Suriah dan mengoordinasikan upaya untuk memerangi perdagangan narkoba.
Dikatakan Damaskus telah setuju untuk “mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengakhiri penyelundupan di perbatasan dengan Yordania dan Irak” dan mengidentifikasi siapa yang memproduksi dan mengangkut narkotika ke kedua negara tersebut.
Suriah dituduh oleh pemerintah Arab dan Barat memproduksi Captagon amfetamin yang sangat adiktif dan mengatur penyelundupannya ke Teluk.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan pertemuan itu adalah “permulaan, dan prosesnya sedang berlangsung” untuk mengakhiri konflik.
“Harus ada langkah-langkah di lapangan yang mengarah pada perbaikan realitas di mana Suriah dan warga Suriah hidup,” katanya. Keputusan tentang penerimaan kembali Suriah ke Liga Arab akan dibuat oleh organisasi itu sendiri, kata Safadi.
Yordania telah mendesak Suriah untuk terlibat dengan negara-negara Arab dalam peta jalan langkah demi langkah untuk mengakhiri konflik, mengatasi masalah pengungsi, tahanan, penyelundupan narkoba, dan milisi yang didukung Iran di Suriah.
“Ada kejelasan dan kejujuran,” kata Safadi tentang pembicaraan di Amman, menambahkan: “Kami menyetujui mekanisme untuk mulai mengatur kepulangan mereka (para pengungsi) yang aman dan sukarela, berkoordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.” (zarahamala/arrahmah.id)