TEHERAN (Arrahmah.id) – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan kepada Presiden Irak, Abdul Latif Rashid, bahwa “kehadiran satu orang Amerika saja di Irak sudah terlalu banyak”.
Keduanya bertemu di Teheran pada Sabtu (29/4/2023) dalam kunjungan pertama Rashid ke Iran sebagai kepala negara sejak terpilih Oktober lalu.
Rashid juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Ebrahim Raisi dan ketua parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf.
“Amerika bukanlah teman Irak,” kata Khamenei seperti dikutip oleh situs resminya. “Amerika tidak memiliki persahabatan dengan siapa pun dan bahkan tidak setia kepada teman-teman Eropa mereka.”
Bersamaan dengan penekanannya untuk mengusir Amerika Serikat dari negara tetangganya, pemimpin tertinggi ini juga menekankan bahwa Iran menganggap kemajuan Irak sebagai hal yang sangat penting bagi Iran dan mengatakan bahwa perjanjian keamanan dan ekonomi bilateral yang ditandatangani bulan lalu harus diimplementasikan sepenuhnya, lansir Al Jazeera.
“Ada musuh-musuh yang kuat untuk memperluas dan memperdalam hubungan antara Iran dan Irak, dan jika tidak ada ikatan historis dan agama yang kuat antara kedua negara, mungkin kondisi hubungan akan kembali ke era Saddam (Hussein),” katanya tentang mendiang presiden Irak yang menginvasi Iran tak lama setelah revolusi 1979.
Rashid mengatakan bahwa pemerintahnya akan mencoba memperdalam hubungan dengan Iran dan ingin menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada.
Sebelumnya pada hari itu, presiden Irak secara resmi diterima oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi di Istana Saadabad di Teheran, di mana keduanya mengadakan pembicaraan dan kemudian konferensi pers bersama.
Rashid mengatakan bahwa Irak tidak akan melupakan dukungan Iran selama masa-masa sulit dalam beberapa dekade terakhir, dan mengatakan bahwa kedua negara juga perlu memperhatikan isu-isu hak atas air dan memerangi penyelundupan narkoba di seluruh wilayah.
Presiden Irak juga menyambut baik kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan diplomatik, dengan mengatakan bahwa hal ini akan “memperkuat stabilitas dan keamanan” di wilayah tersebut.
Sementara itu, Raisi mengatakan bahwa kedua negara tetangga ini akan terus bekerja sama dalam hal transportasi energi, dan “hubungan ekonomi antara Iran dan Irak akan terus berlanjut hingga kebutuhan kedua belah pihak terpenuhi sepenuhnya”. (haninmazaya/arrahmah.id)