ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan telah menyatakan kemarahan mereka atas perjanjian kemitraan strategis yang baru-baru ini disepakati antara Afghanistan dan India di tengah ketegangan yang meningkat dalam hubungan Kabul-Islamabad.
“Pada tahap yang menentukan ini, di tengah terus bertambahnya tantangan, maka harapan kami bahwa setiap orang, terutama otoritas di Afghanistan, harus menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab,” kata Tehmina Janjua, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Kamis (6/10/2011).
Hubungan antara Pakistan dan Afghanistan memburuk setelah pembunuhan mantan presiden Afghanistan dan kepala Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan, Burhanuddin Rabbani, pada tanggal 20 September, yang dipercaya Kabul direncanakan di Pakistan.
Mengacu pada kesepakatan yang ditandatangani pada Selasa lalu selama kunjungan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, ke India, pejabat Pakistan mengatakan “bukan saatnya untuk bermain-main dan merasa sok,” lapor AP.
Kemitraan ini ditujukan untuk memperluas hubungan perdagangan, keamanan, dan budaya antara Kabul dan New Delhi.
Karzai mencoba untuk bersikap tenang melalui perjanjian pada hari Rabu dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu tidak dimaksudkan sebagai tindakan agresif terhadap Pakistan.
Pakistan dan India telah berperang tiga perang sejak kemerdekaan pada 1947 dan pakta ini diyakini akan menjadi bahan bakar baru bagi permusuhan jangka panjang antara kedua tetangga.
Pada hari Kamis, mantan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, menuduh India mencoba untuk “menciptakan Afghanistan yang anti-Pakistan” dengan tujuan mendominasi wilayah tersebut.
Musharraf mengatakan staf intelijen, diplomat, dan tentara Afghanistan dikirim ke India untuk “diindoktrinasi terhadap Pakistan.” Ia pun menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi India untuk mengambil alih militer Pakistan tidak namun secara politis dan ekonomis. (althaf/arrahmah.com)