JAKARTA (Arrahmah.id) – Media sosial heboh dengan beredarnya komentar Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin yang mengancam ingin membunuh semua warga Muhammadiyah karena merayakan merayakan Lebaran pada Jumat (21/4).
Hal itu berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah pada Sabtu (21/4).
Terkait dengan persoalan tersebut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta Ari Aprian Harahap mengaku sangat menyayangkan pernyataan dari peneliti BRIN tersebut yang cenderung tendensius dan berisi fitnah serta hasutan untuk melakukan hal negatif.
“DPD IMM DKI Jakarta mendesak peneliti BRIN tersebut untuk melakukan permohonan maaf kepada umat secara umumnya dan warga Muhammadiyah khusunya, karena telah membuat gaduh publik dengan komentarnya yang sangat kontroversial,” tulis Ari melalui siaran persnya, Senin (24/4), lansir VIVA.
DPD IMM DKI Jakarta juga mendesak aparat kepolisian untuk bertindak cepat mengamankan peneliti BRIN tersebut karena yang bersangkutan telah menyampaikan pernyataan meresahkan serta memberikan ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah.
DPD IMM DKI Jakarta menuntut Kepala BRIN untuk melakukan evaluasi terhadap pernyataan salah seorang peneliti di lembaga tersebut.
Sebab, lanjutnya, bagaimana mungkin pernyataan tak bermutu tersebut bisa disampaikan oleh seorang peneliti BRIN. Jangan sampai karena ini umat meragukan hasil penelitian dari BRIN karena salah seorang penelitinya tidak kredibel.
“Terakhir, DPD IMM DKI Jakarta mengajak kader IMM secara umumnya dan warga Muhammadiyah khususnya untuk cooling down dan tak tersulut emosinya karena komentar kontroversial dari peneliti BRIN tersebut,” pungkas Ari.
Diketahui, keheboham itu bermula dari status Facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin.
Mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu heran dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk salat Idulfitri.
“Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas,” kata Thomas dalam status media sosialnya.
Status Thomas ditanggapi anak buahnya yang merupakan pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin.
Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah dengan me-mention akun Ahmad Fauzan S.
“Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?” kata Andi.
Andi masih melanjutkan statusnya yang mengancam setelah berdebat dengan warganet lain.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” tulis Andi.
(ameera/arrahmah.id)