KHARTOUM (Arrahmah.id) – Duta Besar Uni Eropa untuk Sudan Aidan O’Hara, diserang oleh sekelompok pria pada Senin (17/4/2023), saat negara tersebut terlibat dalam pertempuran antara dua angkatan bersenjata yang bersaing.
Serangan itu terjadi di kediaman Khartoum milik O’Hara, yang merupakan warga negara Irlandia.
Insiden ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara penguasa militer negara itu, Jenderal Abdul Fattah Al-Burhan, dan saingannya Jenderal Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang pecah menjadi konflik terbuka pada Sabtu (15/4).
“Ini merupakan pelanggaran berat terhadap Konvensi Wina. Keamanan tempat dan staf diplomatik merupakan tanggung jawab utama otoritas Sudan dan kewajiban berdasarkan hukum internasional,” kata Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell.
Pejabat Irlandia menggemakan kecaman Borrell, menyerukan “penghentian kekerasan yang mendesak” di Sudan dan agar dialog dibangun.
Alasan dibalik penyerangan itu tidak jelas, tetapi laporan mengatakan O’Hara tidak terluka parah.
Pertempuran itu sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 185 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang, kata utusan PBB Volker Perthes, Senin (17/4).
Tentara menyetujui gencatan senjata 24 jam mulai pukul 6 sore (16:00 GMT) pada Selasa (18/4).
Krisis politik yang sedang berlangsung di Sudan memburuk setelah kudeta militer Oktober 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil Perdana Menteri Abdullah Hamdok. (zarahamala/arrahmah.id)