MUMBAI (Arrahmah.id) — Sebelas orang tewas akibat sengatan panas dari matahari setelah mereka menghadiri pertemuan publik besar-besaran di tempat terbuka di Kharghar, Navi Mumbai, India, Ahad (16/4/2023).
Dua puluh orang telah dirawat di rumah sakit, tiga di antaranya kritis. Sementara itu, puluhan lainnya menderita dehidrasi saat berdiri di bawah terik matahari.
Diperkirakan 2 juta orang menghadiri program pemerintah di mana penghargaan Maharashtra Bhushan diberikan kepada pekerja sosial Appasaheb Dharmadhikari oleh Menteri Dalam Negeri Serikat Amit Shah.
Acara diadakan di luar ruangan pada sore hari dengan suhu maksimum yang tercatat adalah 38 derajat Celcius.
Adapun, india kemungkinan akan mengalami gelombang panas antara Maret dan Mei.
Meskipun demikian, tidak ada peringatan gelombang panas yang dikeluarkan oleh Departemen Meteorologi India (IMD) untuk Ahad.
“Secara kualitatif, gelombang panas adalah kondisi temperatur udara yang berakibat fatal bagi tubuh manusia jika terpapar,” kata IMD, dikutip Indian Express (17/4/2023).
Kriteria IMD untuk gelombang panas pada daerah pesisir seperti Mumbai adalah ketika suhu maksimum 4,5 derajat Celcius atau lebih dari normal, dengan suhu maksimum sebenarnya 37 derajat Celcius atau lebih.
Observatorium Santa Cruz Mumbai mencatat 34,1 derajat Celcius sebagai suhu maksimum pada Ahad, sedangkan observatorium cuaca di Asosiasi Industri Thane-Belapur mencatat suhu tertinggi 38 derajat Celcius.
“Tidaklah aneh untuk mencatat suhu seperti itu selama tahun ini… Beberapa daerah di wilayah Vidarbha Maharashtra mencatat suhu antara 39 derajat dan 41 derajat Celcius pada hari Ahad, tetapi ini hanya sekitar 1 derajat lebih tinggi dari biasanya,” kata salah seorang pejabat. (hanoum/arrahmah.id)