(Arrahmah.id)– Karakter Mulia Muhammad
Karakter Nabi Muhammad-lah yang menjadi salah satu alasan utama penyebaran risalah mulianya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, beliau tidak pernah bersumpah dan dia tidak pernah berbicara buruk tentang siapa pun. Tetapi setelah pengangkatan beliau sebagai nabi Allah, beliau tidak hanya menyimpan sifat-sifat baik ini untuk dirinya sendiri, tetapi juga memerintahkan semua umat Islam untuk menjalani kehidupan mereka sesuai dengan sifat-sifat yang mulia ini.
Bagi orang Arab untuk berhenti menipu dan berbohong itu berarti seluruh hidup mereka harus terbalik. Menipu dan berbohong selama transaksi bisnis adalah praktik biasa bagi orang Arab.
Muhammad shalallahu alayhi wasallam dikenal sangat sedikit tertawa. Sebaliknya ketika beliau bahagia beliau akan mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum, sebagaimana sabda beliau:
“Terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [HR at-Tirmidzi dan Ahmad]
Demikian juga ketika beliau marah, beliau tidak akan lepas kendali atau mengamuk, akan tetapi kulit wajah beliau akan berubah menjadi merah.
Kemurahan hati Muhammad shalallahu alayhi wasallam begitu besar hingga salah seorang sahabat, Ibnu ‘Abbas menggambarkan kedermawanan beliau yang besar layaknya “angin yang bertiup”. [HR Muslim].
Bersedekah pada masa itu sudah ketinggalan zaman dan orang yang bersedekah sangat jarang di masyarakat jahiliyah Makkah. Bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakatnya, Muhammad shalallahu alayhi wa sallam gemar membantu mereka yang kurang beruntung dari dirinya. Bahkan sedekah beliau sering berarti bahwa beliau ia harus mengorbankan kesenangan hidup untuk dirinya dan keluarganya. Aisyah, radhiyallahu ‘anha menceritakan hal tersebut, “Keluarga Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah kenyang dari roti tepung selama dua hari berturut-turut hingga beliau meninggal.” [Muttafaq Alaih].
Hubungan antara Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan wanita telah menjadi sasaran serangan kejam oleh banyak penulis barat. Beliau telah dituduh melakukan tindakan seksual yang tidak bermoral dan bejat oleh musuh-musuhnya. Banyak feminis menuduh beliau merampas hak-hak perempuan. Ketika Muhammad shallallahu alaihi wasallam meninggalkan gua Hira dalam kondisi gemetar yang amat sangat, siapa orang pertama yang beliau tuju? Ketika menyebarkan dakwah Islam, siapakah orang pertama yang menanggapi apa yang sering mereka sebut sebagai agama patriarki ini? Jawabannya adalah Khadijah, istrinya, seorang wanita. Khadijah-lah yang menghibur beliau selama hari-hari awal kegelisahan ini. Khadijah-lah yang meyakinkannya tentang perannya sebagai utusan Allah. Dan Khadijah pulalah yang mendapatkan begitu banyak rasa hormat dan kekaguman dari pria luar biasa ini.
Arab pra-Islam ditandai dengan kebiasaan mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena dianggap memalukan keluarga. Namun Muhammad justru dengan keras menentang kebiasaan jahiliyah ini. Bahkan beliau menyatakan berkah dan pahala yang besar dari memiliki dan membesarkan anak perempuan:
“Barangsiapa yang mengasuh dua gadis dalam ketaatan, maka aku dan dia akan seperti ini di surga [dan dia menyatukan jari telunjuknya dengan jari tengahnya].” [HR Muslim]
Interaksi beliau dengan para wanita tidak seperti kebanyakan para pria saat ini, beliau memperlakukan wanita sebagaimana layaknya mereka diperlakukan. Beliau tidak mengarak wanita secara terbuka seperti ternak (Di Arab pra-Islam wanita menjadi sasaran penghinaan yang tak tertahankan, dan mereka sering diarak telanjang selama festival yang diadakan oleh orang Arab jahiliyah) sebagaimana yang dilakukan sebelum kedatangan Islam, beliau juga tidak berusaha menyenangkan mereka dengan memamerkan kemaskulinitas. Sebaliknya beliau digambarkan sebagai “lebih pemalu daripada perawan di balik hijab.” [Sahih Muslim]
Untuk seorang pria yang mencapai begitu banyak hal dalam hidupnya, diharapkan (menurut standar barat yang jahiliyah) bahwa Muhammad akan menyalahgunakan kekuasaannya sehubungan dengan wanita. Namun, tidak akan ditemukan satu kejadian pun bahwa beliau pernah menghancurkan kehormatan kaum wanita bahkan yang menjadi tawanan sekalipun. Melainkan para wanita Arab-lah yang datang berbondong-bondong untuk menerima risalah yang dibawa pria mulia ini. Terlepas dari rentetan distorsi terhadap Islam, adalah fakta bahwa lebih dari 70% dari orang-orang yang menjadi Muslim di Barat adalah perempuan.
Pada saat kematian beliau pada 632 M, hampir seluruh semenanjung Arab telah ditaklukkan. Satu juta mil persegi terhampar di kaki beliau. Namun begitulah sifat rendah hati pria tawadhu ini sehingga beliau akan memperbaiki sepatunya sendiri, menjahit pakaiannya sendiri, dan memerah susu kambingnya sendiri. Perilaku seperti itu telah menginspirasi jutaan orang dan dengan demikian membawa mereka pada keindahan agama ini.
Sebagai seorang pemimpin bagi rakyatnya, dia adalah teladan kerendahan hati dan belas kasih yang luar biasa. Ketika para sahabat beliau berjalan melewati rumahnya, mereka terbiasa mendengar beliau menangis dalam doanya, sedemikian rupa sehingga seperti “kuali mendidih”. [HR Abu Dawud]. Beliau akan terus berdoa di malam hari sedemikian rupa sehingga kakinya membengkak. Setelah mengamati hal ini, istrinya Aisyah bertanya kepadanya, “Mengapa engkau banyak berdoa, wahai Rasulullah padahal Rabbmu telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan dosa-dosamu yang akan datang?” dan jawaban dari Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah:
“Karena itulah, tidakkah aku harus menjadi hamba Tuhanku yang bersyukur?” [HR Bukhari]
Penaklukan Makkah yang terkenal adalah peristiwa yang akan dikenang karena keadilan dan kasih sayang yang diperlihatkan pada hari itu. Meskipun beliau memiliki pilihan untuk menghukum mereka yang bersalah menindas umat Islam, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam malah mengeluarkan amnesti umum dimana banyak orang diampuni. Perilaku inilah yang menyebabkan penerimaan Islam yang luar biasa oleh hampir seluruh penduduk Makkah secara harfiah dalam semalam. Betapa berbedanya perilaku ini dengan para penakluk non-Muslim seperti tentara salib, yang setelah menaklukkan Yerusalem, memperkosa, menjarah, dan membakar wilayah tersebut.
Dengan kepemimpinan dan penaklukan datanglah kemasyhuran, tetapi kemasyhuran tidak mempengaruhi pria mulia ini yang memiliki satu-satunya tujuan untuk menegakkan agama Allah di Bumi. Posisi beliau sebagai Rasulullah tidak dibesar-besarkan. Desakannya untuk menjadi manusia biasa seperti orang lain sangat kuat. Dan keinginannya untuk memilih Allah saja untuk disembah ditekankan dengan sepenuh hati. Karena alasan inilah dia memerintahkan para pengikutnya untuk tidak membuat representasi bergambar atau patung dirinya. Sebelum kematiannya, beliau mengutuk Yahudi dan Kristen karena menjadikan kuburan nabi dan orang saleh mereka sebagai tempat ibadah.” [HR Bukhari].
Sepanjang sejarah, para pemimpin bangsa, ideologi, dan kerajaan sering berakhir menjadi objek pemujaan. Marx, Lenin, Caesar, Yesus, Santo Paulus, Hitler, Napoleon, Konfusius, dan banyak lainnya. Namun, Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sosok yang paling berpengaruh dalam sejarah, kita tidak menemukan gambar visual 3-D diri beliau. Fakta ini bahkan telah dibuktikan oleh orang-orang Kristen, seperti Profesor Michael Hart dalam bukunya, The 100: The Most Influential Men in History. Terlepas dari kenyataan bahwa Profesor Hart meragukan sumber Hukum Nabi, dia tetap tidak bisa tidak mengakui bahwa beliau memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap umat manusia daripada orang lain. Karena alasan inilah dia lalu menempatkan Muhammad di posisi No.1, bahkan di atas Tuhannya sendiri, Yesus, yang dia tempatkan di posisi ke-3 tepat di belakang St Paul.
Dunia abad ke-7 merupakan masa kekacauan. Kerajaan Roma dan Persia berada dalam pertempuran terus-menerus. Peradaban Cina dan India mengalami kemerosotan moral. Kekristenan, Zoroastrianisme, dan Yudaisme adalah semua agama yang dengan cepat kehilangan momentumnya. Orang Arab jelas tidak dilirik, mereka dianggap layaknya manusia bar-bar yang tak berTuhan. Di antara dekadensi inilah Allah mengutus Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Beliau laksana seperti cahaya bagi dunia yang kacau ini. Seperti lampu, beliau bersinar di jurang kegelapan ini. Dari batas-batas Arab, cahayanya menjangkau wilayah terjauh di bumi dan melepaskan orang-orang dari beban mereka:
“Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi atas umatmu bahwa kamu telah menyampaikan risalah, pemberi berita gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka dengan rahmat dan surga, pemberi peringatan kepada para pendurhaka dan pendusta dengan api neraka. [TQS Al-Ahzab: 45-46]. (zarahamala/arrahmah.id)