DOHA (Arrahmah.id) — Asisten Menteri Luar Negeri Qatar, Lolwah Al Khater, menyerukan FIFA dan dunia internasional agar mengutuk Israel atas terjadinya serangan militer di laga final Piala Palestina.
Ia meminta kepada dunia internasional untuk tidak memberikan keistimewaan pada Israel karena kurangnya liputan media arus utama tentang serangan tersebut.
Diketahui, tentara Israel pada Kamis (30/3/2023) malam menyerang pertandingan final liga sepak bola Palestina di kota Al-Ram, sebelah utara Yerusalem dengan tembakan gas air mata.
“Pasukan pendudukan Israel menyerang final sepak bola Palestina.
Seandainya ini dilakukan oleh negara lain mana pun, itu akan menjadi berita utama, tetapi itu adalah keistimewaan Israel di mana ia bertindak dan diperlakukan sebagai negara di atas Hukum Internasional,” kata Al Khater dalam cuitan Twitter-nya, seperti dikutip dari WAFA (1/4).
Dalam Tweet diplomat Qatar itu, Al Khater juga menyematkan video detik-detik serangan tentara Israel yang menembakkan gas air mata ke Stadion Faisal Al-Husseini di Yerusalem selama Final Piala Liga Palestina berlangsung.
Serangan itu terjadi saat turun minum antara tim sepak bola papan atas Palestina, Jabal Al-Mukaber dan Balata YC.
Akibat serangan itu, pertandingan ditunda beberapa jam, yang diakhiri dengan kemenangan 1-0 untuk Jabal Al-Mukaber.
Tidak ada korban yang dilaporkan, meskipun puluhan warga Palestina mengalami sesak nafas dan lemas akibat menghirup gas air mata. Termasuk salah seorang mantan pemain Persib Bandung, Muhammad Rashid.
Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pertandingan yang seharusnya berakhir dengan perayaan berubah menjadi kekacauan.
“Ini adalah serangan yang sama sekali tidak beralasan, dan pasukan Israel tidak ditugaskan untuk menjaga ketertiban di dalam, atau di sekitar stadion,” pernyataan itu.
“Secara kebetulan, hanya tiga orang yang terluka – seandainya stadion hampir penuh, ini bisa mengakibatkan kematian puluhan suporter,” tambah pernyataan itu.
“Para pemain, penggemar, dan administrator sama-sama ingin tahu apa yang akan dilakukan FIFA dalam menanggapi tidak hanya serangan ini, tetapi sehubungan dengan pembunuhan penyerang top Thaqafi Tulkarem Ahmad Draghmeh pada Desember,” kata PFA. (hanoum/arrahmah.id)