IDLIB (Arrahmah.id) — Seorang pejuang asal Rusia telah menggantung senjatanya untuk membuka sebuah restoran sushi kecil di Idlib.
Adalah Islam Shakhbanov (37) yang berasal Dagestan yang berani melakukan hal itu sejak kedatangannya ke Suriah pada 2015 untuk berjihad bersama kelompok Faylaq al Sham.
“Akhirnya saya membuka restoran sushi ini,” kata Shakhbanov, berdiri di dekat spanduk iklan yang menampilkan ikan, dengan slogan dalam bahasa Arab, Inggris, dan Rusia, seperti dikutip dari Al Monitor (30/3/2023).
Shakhbanov mengatakan dia pernah tinggal di negara-negara termasuk Pakistan, Afghanistan, Indonesia, dan Arab Saudi, dan terinspirasi untuk membuka “Sushi Idlib” setelah mencicipi masakan Jepang selama perjalanannya ke berbagai negara.
Dia mengatakan itu adalah restoran sushi pertama di Idlib, benteng kelompok perlawanan Suriah terkahir yang menjadi rumah bagi sekitar tiga juta orang.
Shakhbanov mengatakan dia mengimpor banyak bahannya dari Turki, seperti acar jahe, kecap, udang dan kepiting.
Sedangkan untuk pekerjanya, dia mempekerjakan pejuang asing untuk menjadi koki sekaligus memotong-motong salmon dan mentimun segar, menyebarkan bahan-bahan di atas hamparan nasi dan rumput laut sebelum menekan semuanya menjadi sushi.
Restoran tersebut pada awalnya kesulitan menarik pelanggan karena berdiri di daerah miskin di mana makanan Jepang merupakan keanehan. Namun karena sushi miliknya terjangkau, lambat laut tokonya mulai ramai.
Dia memiliki lusinan pelanggan tetap dan berharap dapat menarik lebih banyak lagi dengan menambahkan hidangan gorengan ke dalam menunya, katanya.
Saat ini, dia telah menikah dengan seorang wanita Suriah dan memiliki dua orang anak perempuan.
Meskipun dia memiliki restoran, Shakhbanov mengatakan siap untuk meninggalkan bisnis sushinya dan megangkat senjata kembali jika memang seruannya demikian.
“Saya membuka restoran,” katanya, “tetapi saya tidak meninggalkan” pertempuran tutupnya. (hanoum/arrahmah.id)