SANA’A (Arrahmah.com) – Presiden Yaman yang dimusuhi rakyatnya sendiri, Ali Abdullah Saleh, mengatakan bahwa ia tidak akan mundur jika lawannya diizinkan untuk bersaing dalam pemilihan mendatang dan menempati posisi yang berpengaruh.
“Jika kami menyerahkan kekuasaan dan mereka berada di sana, maka ini artinya kami memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan kudeta,” ujar Saleh dalam wawancara dengan Time dan Washington Post pada hari Jumat (30/9/2011).
Saleh secara khusus mengarahkan pernyataannya pada Jenderal Ali Mohsen al Ahmar, yang mangkir awal tahun ini dan memihak demonstran yang anti pemerintahannya, juga kepala suku berpengaruh, Syaikh Sadiq al Ahmar.
“Jika kekuasaan diserahkan dan mereka di posisinya, mereka juga jadi pengambil keputusan, maka hal ini akan sangat berbahaya. Bisa-bisa terjadi perang sipil,” lanjutnya.
Saleh kembali dari Arab Saudi pada 23 September lalu setelah memperoleh perawatan atas luka yang dideritanya dalam serangan roket yang menimpa istana kepresidenan di Sana’a.
Pria 69 tahun itu berulang kali menolak untuk menandatangani kesepakatan penyerahan kekuasaan yang dimediasi oleh Dewan Kerjasama Teluk (GCC). (althaf/arrahmah.com)