DAGESTAN (Arrahmah.com) – Sumber VDagestan, sebuah situs resmi Mujahidin di provinsi Dagestan, Imarah Kaukasus, melaporkan bahwa ledakan kuat terjadi di distrik Levashinsky, Dagestan pada Rabu (28/9/2011). Operasi direncanakan untuk membunuh pemimpin boneka di distrik tersebut, Magomed Magomedov yang dikenal dengan julukan “Big Makhach”, lapor Kavkaz Center pada Kamis (29/9).
“Musuh Allah ini dikenal karena kebenciannya kepada Islam dan Mujahidin,” tulis situs VDagestan dan menambahkan bahwa laporan yang diberikan oleh media massa Rusia benar-benar palsu.
Perlu diingat bahwa penjajah Rusia melaporkan bahwa 8 orang-satu polisi dan tujuh
sipil-tewas dan setidaknya enam polisi lain terluka dalam ledakan di dekat desa Khadzhalmakhi.
Menurut Rusia, mobil yang sarat bahan peledak yang diduga ditemukan oleh polisi boneka.
Distrik tersebut segera ditutup. Namun, salah satu kendaraan sipil melewati barisan polisi dan menabrak kendaraan penuh bahan peledak tersebut.
Ledakan terjadi pada Rabu (28/90 sekitar pukul 15.15 waktu setempat di perempatan Koopa-Gunib. Di antara yang terluka adalah komandan Departemen Kepolisian Levashinsku, Letkol Magomedsalam Nurov, yang memimpin apa yang disebut “task force”.
Sementara itu, cerita Rusia sepenuhnya disangkal oleh VDagestan. Menurut website tersebut, polisi boneka tidak memperhatikan sebuah mobil yang terparkir VAZ-2106, yang sarat dengan bahan peledak, dan mengepung daerah itu karena mereka menunggu iring-iringan “Big Makhach”.
Begitu iring-iringan muncul, ledakan terjadi. Dua jip lapis baja yang berada dalam konvoy itu rusak. Belum ada rincian tentang nasib “Big Makhach”. Menurut beberapa sumber, ia berhasil bertahan hidup, tetapi ada juga laporan yang mengatakan bahwa ia telah tewas.
Mujahidin menceritakan tentang kematian sejumlah besar polisi boneka. “Banyak dari mereka yang tubuhnya terkoyak, yang terpental dan tersebar dalam radius 100-150 meter,” tulis VDagestan.
Para penjajah secara hati-hati menyembunyikan bahwa itu adalah operasi khusus yang menargetkan “Big Makhach”.
Informasi yang bocor ke media Rusia segera disangkal oleh penjajah Rusia.
Situs tersebut juga mengatakan bahwa Mujahidin menyesal karena dalam operasi ini, lima sipil ikut menjadi korban.
“Atas kehendak Allah, operasi ini mengambil korban sipil, satu keluarga-ayah, ibu dan tiga anak-yang lewat saat ledakan terjadi,” tulis VDagestan. (haninmazaya/arrahmah.com)