ANKARA (Arrahmah.id) – Pihak berwenang telah menyelesaikan 80 persen dari penilaian kerusakan di zona gempa di Turki selatan setelah gempa bumi dahsyat pada 6 Februari, Menteri Lingkungan Hidup negara itu mengatakan pada Kamis (23/2/2023), kantor berita Anadolu melaporkan.
“Sisanya akan diselesaikan dengan cepat dalam beberapa hari mendatang,” kata Murat Kurum, Menteri Lingkungan Hidup, Urbanisasi dan Perubahan Iklim.
Sebanyak 7.300 personil bekerja untuk mengevaluasi kerusakan yang disebabkan oleh gempa kembar yang mengguncang lebih dari selusin provinsi, katanya.
Lembaga ini juga mengatakan bahwa kehancuran atau kerusakan dilaporkan terjadi pada sekitar 164.000 bangunan dan 518.000 unit rumah.
Gempa berkekuatan 7,8 dan 7,7 SR yang berpusat di provinsi Kahramanmaras juga mengguncang Gaziantep, Hatay, Adiyaman, Malatya, Kilis, Adana, Diyarbakir, Osmaniye, Sanliurfa, dan Elazig. Sekitar 13,5 juta orang terkena dampak gempa.
Sebagian besar bangunan yang hancur dibangun sebelum tahun 1999, kata lembaga tersebut, dan menambahkan bahwa tidak ada pemeriksaan yang dilakukan terhadap bangunan-bangunan tersebut.
Dia juga menunjukkan peta rinci dari garis patahan yang mempengaruhi daerah-daerah di Adiyaman, dan mengatakan bahwa pihak berwenang “akan memeriksa kualitas tanah untuk mengetahui pencairan tanah” untuk memahami kehancuran besar-besaran di pusat kota.
Lebih dari 43.000 orang telah tewas dalam gempa bumi mematikan di Turki menurut badan penanggulangan bencana negara tersebut, AFAD.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki akan mulai membangun lebih dari 200.000 rumah paling cepat bulan Maret di daerah-daerah yang hancur akibat gempa bumi dan menyelesaikan prosesnya dalam waktu satu tahun. (haninmazaya/arrahmah.id)