JAKARTA (Arrahmah.id) – Puluhan ribu warga Kota Solo terdampak banjir yang terjadi sejak Kamis sore hingga Jumat siang. Banjir bahkan semakin meluas di 15 kelurahan Kota Bengawan.
Data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, sekitar 21 ribu jiwa warga terdampak banjir.
Pemkot Solo memanfaatkan gedung sekolah dan kantor kelurahan sebagai lokai pengungsian dan posko penanganan banjir.
“Banyak kelurahan dan sekolah. Yang jelas saya pastikan itu di tempat-tempat pengungsian untuk bahan makanan dan obat-obatan tersedia semua. Semoga siang ini bisa surut,” kata Wali Kota Gibran Rakabuming, Jumat (17/2/2023).
Gibran mengatakan pihaknya masih terus memantau kondisi warga yang terdampak banjir. Ia juga menyebut terus memantau debit air Bengawan Solo.
“Banjir kami pantau terus, kami pantau juga limpahan (air) dari waduk Wonogiri. Habis ini saya muter ke beberapa lokasi,” kata Gibran.
Ia menjelaskan sejak kemarin sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS). Ia memastikan bahwa semua pompa menyala.
“Tadi juga sudah bagi tugas dengan pak wakil wali kota, bahkan kemarin malam pak Rudy yang sebenarnya sudah purna tugasikut bantu di lapangan juga. Beliau ini belum tidur, lanjut ke lokasi juga.
Ini luar biasa sekali gotong royong. TNI, Polri, juga lurah, camat, semuanya turun tangan,” katanya.
Menurut data BPBD Kota Solo, setidaknya terdapat 16 kelurahan yang terdampak. Kecamatan Jebres terdapat enam kelurahan, yakni Gandekan, Jagalan, Pucang Sawit, Jebres, Sudiroprajan, Kampung Sewu.
Kecamatan Pasar Kliwon ada enam kelurahan yang terdampak. Mereka adalah Pasar Kliwon, Mojo, Joyosuran, Kedung Lumbu, Semanggi, Sangkrah.
Kecamatan Serengan tedapat dua kelurahan yang terdampak yakni Joyotakan dan Tipes. Kecamatan Laweyan terdapat dua kelurahan terdampak, yakni Bumi dan Pajang.
Setidaknya ada 21.846 jiwa yang terdampak banjir. Sementara, jumlah pengungsi terpusat sebanyak 3.898 jiwa.
(ameera/arrahmah.id)