WASHINGTON (Arrahmah.id) – Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan senjata-senjata sitaan yang awalnya ditujukan untuk milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran di Yaman, ke Ukraina, Wall Street Journal melaporkan pada Selasa (14/2/2023).
Para pejabat AS sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan “lebih dari 5.000 senapan serbu, 1,6 juta butir amunisi senjata ringan, sejumlah kecil rudal anti-tank, dan lebih dari 7.000 sumbu jarak dekat,” kata laporan WSJ.
Langkah ini akan memperkuat militer Kiev dalam mempertahankan diri dari serangan baru Rusia saat perang di Ukraina bersiap memasuki tahun kedua.
Saat ini, embargo senjata PBB mengharuskan senjata-senjata yang disita untuk dihancurkan atau disimpan, namun pemerintahan Presiden Joe Biden sedang mengkaji apakah hukum memiliki ruang gerak yang cukup untuk memindahkan senjata-senjata tersebut ke Ukraina, kata laporan itu.
Senjata-senjata tersebut disita dalam beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari upaya global untuk mencegah Iran memasok proksi-proksi mereka di dalam Yaman, kata laporan itu. Perdebatan tentang bagaimana menggunakan senjata yang disita tersebut dimulai akhir tahun lalu ketika Angkatan Laut AS menangkap jutaan amunisi di sebuah kapal nelayan di lepas pantai Yaman.
Houtsi merebut ibu kota Yaman pada 2014 dan telah terlibat dalam perang dengan pemerintah yang diakui secara internasional dan sekutunya sejak saat itu.
Langkah ini juga akan memungkinkan AS, sekutu utama Ukraina, untuk membalas Teheran, yang telah dituduh mendukung upaya perang Rusia dengan memasok Moskow dengan pesawat tak berawak, yang telah digunakan untuk menyerang target-target sipil di Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)