TANGERANG (Arrahmah.id) – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1991-1992 Anregurutta Haji (AGH) atau KH Ali Yafie sedang mengalami perawatan intensif selama beberapa hari terakhir di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan.
“Ya keadaan masih tidak stabil. Ada problem di paru-paru (ada cairan) dan jantung (ada flek) maka sering sekali mengalami sesak nafas. Kondisi fisik sangat lemah, tidak punya tenaga sama sekali,” kata H Helmi Ali, putra KH Ali Yafie, pada Selasa (14/2/2023).
Namun, kata Helmi, setelah dirawat beberapa hari, kondisi Kiai Ali Yafie sempat membaik, bisa diajak berbicara meski tidak punya tenaga sama sekali.
Lalu kondisi Kiai Ali sempat menurun drastis pada Senin (13/2/2023) pukul 04.00 WIB. Padahal pada Ahad (12/2/2023) malam, masih bisa ngobrol seperti biasa.
“Sampai sekitar jam 01.00 (13/12/2023) masih memanggil nama saya, ketika mengalami sesak nafas. Sempat menggumamkan membaca zikir. Tetapi sudah sulit tidur (tidak bisa tidur nyenyak; sebentar-sebentar bangun), dan sampai sekitar jam 04.00 tidak bisa merespons lagi,” tutur Helmi.
Bahkan, lanjutnya, dokter yang menangani Kiai Ali Yafie mengatakan, kondisi penerima Anugerah 1 Abad NU kategori Pengabdi Sepanjang Hayat itu apabila dibangunkan atau digerakkan, nafasnya seperti terhenti. Hal ini membuat Kiai Ali Yafie harus diberikan bantuan pernafasan.
Sekarang, setelah menjalani perawatan intensif, kondisinya perlahan membaik. Saat ini, Kiai Ali Yafie masih tidak memiliki tenaga. Nafasnya sering tersengal dan berat karena sesak, tetapi sudah bisa merespons.
“(Kiai Ali Yafie) bisa menjawab salam denyan suara lemah dan seperti menggumam,” terang Helmi Ali.
KH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Ia merupakan ulama fiqih dan pernah mengemban amanah sebagai Rais ‘Aam PBNU pada 1991-1992.
Pada Muktamar NU di Krapyak pada 1989, ia terpilih sebagai wakil dari Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq. Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada 1991, AGH Ali Yafie kemudian bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenang sebagai Penjabat (Pj) Rais ‘Aam hingga 1992.
Kiai Ali Yafie juga mengemban amanah sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang ia dirikan pada 1947.
(ameera/arrahmah.id)