ANKARA (Arrahmah.id) – Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, pada Kamis (2/2/2023), menggambarkan langkah beberapa negara Barat yang menutup konsulat mereka di Turki dengan alasan keamanan sebagai “perang psikologis” terhadap negaranya, demikian laporan kantor berita Anadolu.
Dalam sebuah acara di ibu kota Turki, Ankara, Soylu menyinggung penutupan konsulat sementara oleh beberapa negara termasuk Jerman, Inggris dan Belanda di Turki, dengan mengatakan: “Pada hari ketika kami menetapkan target 60 juta wisatawan, pada saat kami mengumumkan bahwa 51,5 juta wisatawan datang dan kami mencapai pendapatan pariwisata sebesar $46 miliar, mereka berada di ambang melancarkan perang psikologis baru (terhadap) Turki. Hal itu sangat jelas.”
Menggarisbawahi perjuangan Turki melawan kelompok ISIS yang terus berlanjut, Soylu mengatakan bahwa sejauh ini mereka telah melakukan 60 operasi melawan kelompok tersebut tahun ini.
“Pada 2022, kami melakukan 1.042 operasi, hampir tiga operasi per hari.” (haninmazaya/arrahmah.id)