JAKARTA (Arrahmah.com) – Juru Bicara Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Sonhadi mengatakan bila aksi bom Solo dikaitkan dengan aksi bom Cirebon yang dilakukan M Syarif maka hal tersebut merupakan pembentukan opini yang sistematis.
“Seolah ada kelompok yang ingin menciptakan suasana yang tidak nyaman bagi orang beribadah,” kata Sonhadi, Selasa (27/9/2011)
Sonhadi mengungkapkan bahwa pembentukan opini tersebut dapat berujung dengan konflik horizontal dan kekacauan. Ia juga menjelaskan bahwa jihad merupakan bentuk ibadah yang jelas sudah diatur dalam syariat.
“Adapun aplikasi dan pelaksanaan jihad dihasilkan dari ijtihad yang masih membuka ruang debateble,” ujarnya.
Diketahui, Polri telah merilis identitas jenazah pelaku pemboman di Gereja GBIS Solo. Rilis tersebut disampaikan berdasarkan hasil identifikasi dan pencocokkan sidik jari, DNA, data gigi jenazah yang diduga kuat Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo dengan keluarganya.
Polri juga mengatkan bahwa Hayat adalah satu di antara lima DPO bom Cirebon yang dilakukan M Syarif di masjid Mapolresta Cirebon yang terjadi pada 15 April 2011 lalu, yang belum tertangkap. (tbn/arrahmah.com)