JAKARTA (Arrahmah.id) – Ribuan Massa Aksi Bela Al-Qur’an atau Aksi 301 hari ini, Senin (30/1/2023) siang memadati area Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia di Menara Rajawali Lantai 9 Kawasan Mega Kuningan Lot 5.1, Kuningan, RT.5/RW.2, Kuningan, Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan.
Mereka menyuarakan protes atas aksi pembakaran Al Quran di Swedia pada Sabtu lalu (21/1).
Massa yang turun ke jalan berasal dari PA 212, Front Persaudaraan Islam (FPI), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama), serta dari elemen lainnya
Kedutaan Besar Swedia di Jakarta menjadi sasaran kekesalan dan kemarahan umat Muslim yang melihat kitab suci mereka dibakar oleh seorang aktivis Swedia, Rasmus Paludan, dalam aksi unjuk rasa di depan Kedubes Turki di Stockholm, Swedia, akhir pekan lalu.
Massa Aksi Bela Al Quran 301 melalui lima delegasinya kemudian menyerahkan lima tuntutan terhadap Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia atas tindakan pembakaran Al Quran oleh politisi Swedia Rasmus Paludan.
Kelima delegasi itu merupakan perwakilan dari Front Persaudaraan Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama). Mereka ditemui langsung oleh Wakil Dubes Swedia di kantor Kedubes Swedia di Menara Rajawali, Kuningan, Jakarta Selatan.
Mereka menyerahkan surat tuntutan dari umat Islam yang ditandatangani oleh tiga Ketua Umum (Ketum), yakni oleh Ketum FPI Habib Muhammad Alatas, Ketum GNPF-Ulama Ustadz Yusuf M Martak, dan Ketum PA 212 Kiyai Abdul Qohar.
Kelima tuntutannya yaitu mengutuk dan mengecam keras tindakan keji pembakaran kitab suci Al Quran oleh Rasmus Paludan dan Edwin Wagensveld; mengutuk dan mengecam keras sikap negara Swedia, Denmark dan Belanda yang justru melindungi dan memfasilitasi tindakan ekstrimis yang melukai hati umat Islam seluruh dunia, serta menyerukan agar pelaku penistaan kitab suci Al Quran segera diseret kepada proses hukum.
Selanjutnya, massa juga menuntut pemerintah Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak hanya berhenti pada kecaman belaka, tetapi melakukan tindakan politik yang lebih nyata dengan memboikot, memutus hubungan diplomatik, serta mengusir Duta Besar Swedia Denmark dan Belanda, sebagai negara yang memfasilitasi dan melindungi penistaan terhadap kitab suci Al Quran.
Kemudian, menuntut negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam untuk mengambil tindakan nyata terhadap Swedia, Denmark dan Belanda dengan memboikot dan memutus hubungan diplomatik negara-negara yang melindungi dan memfasilitasi penistaan terhadap kitab suci Al Quran.
Mereka juga menyerukan kepada umat Islam seluruh dunia untuk bersatu dan bahu membahu dalam melawan penistaan terhadap kitab suci Al Quran dengan melakukan aksi nyata seperti melakukan pemboikotan terhadap produk-produk negara Swedia, Denmark dan Belanda yang telah melindungi dan memfasilitasi penistaan terhadap kitab suci Al Quran.
(ameera/arrahmah.id)