STOCKHOLM (Arrahmah.id) — Pemerintah Swedia memperingatkan warganya yang berada di Turki untuk menghindari kerumunan dan demonstrasi. Peringatan itu disampaikan menyusul pecahnya aksi unjuk rasa di Turki memprotes pembakaran Alquran oleh politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan.
“Warga Swedia di Turki diminta untuk tetap mengikuti perkembangan peristiwa dan menghindari pertemuan besar dan demonstrasi. Demonstrasi lanjutan dapat terjadi di luar kedutaan di Ankara dan konsulat jenderal di Istanbul dalam beberapa hari mendatang,” kata Kementerian Luar Negeri Swedia, dikutip dari YLE (29/1/2023).
Pada Jumat (27/1) lalu, Rasmus Paludan kembali membakar Al Quran di depan sebuah masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark. Aksinya mendapat pengawalan kepolisian Denmark.
Itu kedua kalinya Paludan membakar Al Quran di tahun 2023 ini. Sebelumnya, pada 21 Januari lalu, dia telah melakukan aksi serupa di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
Paludan telah berjanji akan terus membakar Al Quran hingga Swedia dan Finlandia memperoleh keanggotaan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Begitu dia (Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan) membiarkan Swedia bergabung dengan NATO, saya berjanji tidak akan membakar Al Quran di luar kedutaan besar Turki. Jika tidak, saya akan melakukannya setiap Jumat pukul 2 siang,” ujar Paludan setelah melakukan pembakaran Al Quran di Kopenhagen.
Saat ini memang ada sedikit kerumitan dalam hubungan Swedia dengan Turki. Swedia diketahui tengah berusaha bergabung dengan NATO. Swedia, termasuk Finlandia, mengambil langkah tersebut di tengah kekhawatiran atas serangan Rusia ke Ukraina.
Dari 30 negara anggota NATO, sebanyak 28 di antaranya sudah menyetujui aksesi Swedia dan Finlandia. Hanya dua negara yang belum memberikan persetujuan, yakni Turki dan Hongaria. Konsensus harus dicapai oleh seluruh anggota NATO jika mereka hendak menerima anggota baru.
Penolakan Turki atas masuknya Swedia dan Finlandia ke NATO terkait dengan kebijakan kedua negara atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Ankara menuding Swedia dan Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris. (hanoum/arrahmah.id)