TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengumumkan rencana untuk mempermudah warga “Israel” untuk mendapatkan senjata api di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah Palestina yang diduduki, sebuah langkah yang dipandang sebagai “hukuman kolektif” dan dapat meningkatkan kekerasan lebih lanjut.
Netanyahu mengumumkan langkah tersebut pada Sabtu malam (28/1/2023) setelah mengadakan pertemuan kabinet keamanannya -yang diisi oleh para politisi garis keras- atas sepasang penembakan yang mencakup serangan di Yerusalem Timur yang diduduki.
Tujuh orang tewas dalam penembakan di luar sinagog Yerusalem Timur pada Jumat, lansir Al Jazeera.
Penembakan pada akhir pekan itu terjadi menyusul serangan “Israel” di kota Jenin, Tepi Barat, yang diduduki, yang menewaskan sembilan warga Palestina dan baku tembak antara “Israel” dan Gaza.
Secara keseluruhan, pasukan “Israel” telah menewaskan 32 warga Palestina bulan ini.
“Israel” belum pernah melakukan serangan dalam skala operasi seperti yang dilakukannya di Jenin dalam beberapa tahun terakhir, namun ini merupakan bagian dari serangan militer yang intensif oleh tentara “Israel” ke Tepi Barat yang diduduki, yang telah menewaskan sedikitnya 200 orang Palestina pada tahun lalu.
Pada Sabtu, Netanyahu berjanji untuk mempercepat izin kepemilikan senjata bagi warga “Israel” dan meningkatkan upaya untuk mengumpulkan “senjata ilegal”. Ia menambahkan bahwa rumah-rumah para tersangka penyerang juga akan segera disegel menjelang pembongkaran “untuk mendapatkan harga tambahan dari mereka yang mendukung terorisme”.
Selain itu, mereka juga menjanjikan langkah-langkah baru untuk “memperkuat” permukiman ilegal “Israel” di Tepi Barat yang diduduki, namun tidak memberikan rinciannya. (haninmazaya/arrahmah.id)