TEHERAN (Arrahmah.id) — Kementerian Pertahanan Iran mengatakan sebuah fasilitas militer negara itu menjadi target serangan pesawat tak berawak atau drone pada Sabtu (28/1/2023) malam.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Iran menyebut insiden itu sebagai “serangan yang gagal.” Namun, kementerian itu tidak mengaitkan negara atau kelompok tertentu sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
“Pada malam hari tanggal 28 Januari sekitar pukul 23.30, sebuah serangan yang gagal dilakukan dengan menggunakan (drone) di salah satu kompleks bengkel Kementerian Pertahanan, dan untungnya salah satu (drone) terkena pertahanan udara dan dua lainnya terjebak dalam jebakan pertahanan dan diledakkan,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip Al Arabiya (29/1).
“Untungnya, serangan yang gagal ini tidak menyebabkan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan ringan pada atap bengkel,” tambah pernyataan itu.
Sebelumnya, wakil gubernur Isfahan, Iran, membenarkan adanya ledakan di sebuah fasilitas yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan menyusul laporan ledakan keras yang terdengar di kota tersebut.
Ada beberapa insiden ledakan dan kebakaran di fasilitas militer, nuklir, dan industri Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Juli tahun lalu, Iran mengumumkan penangkapan sekelompok militan Kurdi, menuduh mereka bekerja untuk Israel dan berencana mengebom fasilitas industri pertahanan di Isfahan.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Iran muncul ketika upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, yang mencabut sanksi internasional terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya, telah terhenti selama berbulan-bulan.
Israel menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir, yang dibantah Iran.
Israel sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka akan mengambil tindakan militer jika upaya diplomatik gagal mengekang program nuklir Iran yang berkembang pesat. (hanoum/arrahmah.id)