MADURA (Arrahmah.id) – Ustadz Yazir Hasan, khatib Jumat di Masjid Usman bin Affan yang mengatakan Maulid Nabi adalah bid’ah dan KH Hasyim Asy’ari mengingkari Maulid Nabi, sehingga menyakiti warga Nahdlatul Ulama (NU), akhirnya dipanggil oleh bupati Baddrut Tamam ke Pendapa Bupati Pamekasan, pada Kamis (26/1/2023).
Pemanggilan itu dilatarbelakangi aksi masyarakat, yang mengatasnamakan dari Aswaja Pamekasan, yang menutup dan menyegel Masjid Usman bin Affan di Perumahan Nyalabu Permai, Desa Nyalabu Laok, Kecamatan Pamekasan, pada Rabu (25/1).
Dalam acara tersebut turut hadir perwakilan dari Forkopimda, sejumlah organisasi masyarakat (Ormas), Kementerian Agama (Kemenag) dan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
“Kita dari pagi rapat dengan Forkopimda untuk membuat sejumlah keputusan, dan meminta masukan kepada pimpinan Ormas dan MUI tentang langkah kebijaksanaan ke depan,” ujar Bupati Tamam.
Hasil pertemuan tersebut, Yazir mengakui kesalahannya karena telah menyebut KH Hasyim Asy’ari mengingkari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Dalam isi khotbah tentang Maulid Nabi itu bahwasanya saya menyatakan KH Hasyim Asy’ari pendiri NU mengingkari adanya perayaan maulid nabi, disitu saya putus karena kekhilafan saya,” kata Ustadz Yazir.
Menurut Ustadz berjenggot panjang ini, sewaktu Khotbah di Masjid Usman Bin Affan itu, ia akan melanjutkan pernyataannya yang belum tuntas disampaikan.
Ia mengaku, saat khotbah itu, ia akan menyampaikan lanjutannya, yaitu manusia mengingkari adanya perayaan Maulid Nabi kalau disertai tindakan kemungkaran.
“Saya tidak ingin menuduh dan memfitnah KH Hasyim Asy’ari. Ternyata Allah mentakdirkan saya lupa untuk menyampaikan lanjutannya,” sesalnya.
Dia kemudian memohon maaf yang sebesar-besarnya terhadap warga NU atas kekhilafan yang dilakukannya.
“Saya selaku khatib Jumat di Masjid Usman bin Affan, meminta maaf yang sebesar-besarnya, atas kesalahan dan kekhilafan, dan saya siap dibina dan tidak akan mengulangi lagi,” jelasnya.
“Kepada segenap masyarakat NU, para Masyaikh, alim ulama, para tokoh NU dan Kiai, mohon klarifikasi saya ini diterima dengan lapang dada dan tulus hati. Mudah-mudahan ke depannya kita bisa saling berbaikan,” pintanya.
Sementara itu, pimpinan Ormas dengan diwakili Ketua MUI Pamekasan KH Ali Rahbini berharap ke depannya ada komunikasi antar ormas untuk membina Ustadz Yazir.
“Kami bersama ormas-ormas akan selalu memberi arahan kepada Ustadz Yazir,” katanya.
Namun meski Ustadz Yazir telah meminta maaf, pihak Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) mengaku belum bisa memberikan maaf.
“PCNU Pamekasan belum bersikap dan belum menyatakan memberi maaf, belum menyatakan memaafkan dan belum bertindak atau bersikap. Sebab, rapat PCNU Pamekasan baru akan dilaksanakan pada Jumat siang, 27 Januari 2023 pukul 13.00 WIB,” ujar KH Taufik Hasyim, Ketua PCNU Pamekasan. (rafa/arrahmah.id)
hadeh…amalan yg sunnah yg nyata dalilnya saja sulit dan masih banyak yg luput untuk dikerjakan, kenapa repot2 ngurusin Maulid Nabi yg tdk dicontohkan Sahabat, Tabi’in, tabiut tabi’in yg merekalah kata nabi ummat terbaik …ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin… ini Maulid Nabi diributin pake segel Masjid segala…perdalam saja ilmu agama… yg sesuai qur’an, Sunnah dan Contoh dari Sahabat nabi.. insyaa Allah hidup jadi barokah