SOLO (Arrahmah.com) – Saksi mata jemaat Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton yang selamat mengaku, korban luka kebanyakan kena terjangan paku dari bom yang meledak. Korban sudah dibawa ke sejumlah rumah sakit di Kota Solo.
Data sementara diperoleh hanya satu orang yang tewas yang diduga pelaku ledakan, dan sekitar delapan orang jemaat gereja luka-luka. Pasukan Gegana Brimob dan tim Disaster Victim Identification (DVI) kini sudah mengambil alih penanganan lokasi ledakan bom di GBIS Kepunton. Bahkan komplek gereja pun juga sudah diisolasi.
Police line dipasang di jarak sekitar 30 meter dari gereja, dan pintu gerbang gereja ditutup rapat. Sementara jenazah pelaku yang ada di pintu masuk gereja masih pada posisinya semula.
Seorang petugas jaga gereja, Erik yang mengaku menyaksikan kejadian tersebut mengatakan pelaku yang mengenakan pakaian atasan hitam dengan celana putih berbaur, berbaur dengan jemaat yang lain.
“Jadi tidak ada yang menduga, tahu-tahu terdengar suara duer!” kisahnya dengan terbata-bata dan masih nampak panik. Beberapa saat kemudian, seorang warga melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
Sejumlah korban yang mengalami luka-luka terkena paku yang diduga terdapat dalam bom tersebut. Kejadian ledakan terjadi tepat di pintu keluar gereja dan membuat panik warga sekitar.
Pihak Rumah Sakit Dr Oen Surakarta mengatakan delapan korban bom di Gereja Kepunton, Solo tengah di rawat karena mengalami luka-luka.
“Masih sedang kami rawat intensif, tapi kami belum bisa memberikan informasi lebih banyak karena masih sibuk mengurusi para korban luka-luka ini,” kata Roro, salah seorang petugas rumah sakit Dr Oen pada Ahad (25/9). Lebih lanjut Roro mengaku tidak bisa menjelaskan lebih banyak ketika ditanyakan apakah para korban tersebut mengalami luka ringan atau berat.