KABUL (Arrahmah.id) — Seorang mahasiswi Afghanistan berusia 18 tahun mengalami ejekan dan hinaan pada akhir pekan saat dia melakukan protes tunggal menentang larangan perempuan menghadiri universitas.
“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya merasa sangat bangga, kuat, dan kuat karena saya menentang mereka dan menuntut hak yang diberikan Tuhan kepada kami,” kata Marwa kepada AFP (27/12/2022).
Protes yang dilakukan Marwa dinilai nekat sebab kebijakan Taliban terkait pelarangan perempuan masuk universitas telah ditetapkan. Beberapa wanita telah mencoba untuk memprotes larangan tersebut, tetapi mereka dengan cepat dibubarkan. Terlebih apabila tidak menggunakan hijab seperti yang ditetapkan Taliban.
Namun Marwa bersikeras menggelar aksi demo seorang diri. Kakak perempuannya merekam video protes diam-diam dengan telepon dari mobil, ketika Marwa mengangkat poster bertuliskan “IQRA” hanya beberapa meter dari pintu masuk kampus Universitas Kabul, institusi terbesar dan paling bergengsi di negara itu.
“Saya ingin menunjukkan kekuatan seorang gadis Afghanistan, dan bahkan satu orang pun dapat melawan penindasan,” lanjutnya.
“Ketika saudara perempuan saya yang lain (mahasiswa) melihat seorang gadis lajang melawan Taliban, itu akan membantu mereka bangkit dan mengalahkan Taliban,” kata Marwa.
Pekan lalu Taliban memang meluncurkan kebijakan untuk melarang pendidikan universitas bagi perempuan. Akan tetapi itu hanya bersifat sementara sampai semua masalah yang terkait pendidikan bagi kaum perempuan dapat diselesaikan.
Alasan Taliban melarang sementara perempuan untuk masuk universitas karena masih terjadinya ikhtilat, penggunaan hijab masih belum sesuai ketetapan Taliban, prasarana dan sarana yang belum memadai, serta kekurangan tenaga pengajar wanita. (hanoum/arrrahmah.id)