TEL AVIV (Arrahmah.id) — Kepala badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, mengatakan Iran tengah merencanakan serangan baru terhadap negara-negara Teluk Arab
Hal itu diutarakan Barnea pada Sabtu (24/12/2022). Ia juga membeberkan Iran berusaha memperluas pasokan senjata ke Rusia dan mengembangkan program nuklir mereka ke level yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Kami memperingatkan terkait niat masa depan Iran yang mereka mencoba merahasiakan, untuk memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia, memperluas proyek pengayaan nuklir, dan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap negara-negara Muslim di kawasan itu,” kata Barnea, seperti dikutip Arab News (24/12).
Pentolan badan intelijen Israel itu juga menggambarkan rezim Iran semakin kurang ajar. Barnea mengklaim Iran kerap bermuka dua dengan terlihat mengirim diplomat ke Wina untuk bernegosiasi dengan Barat. Padahal, di saat bersamaan, Iran juga melancarkan serangan dan membunuh orang-orang tak berdosa.
Iran merupakan musuh bebuyutan Israel dan Arab Saudi. Tel Aviv kerap cemas dengan program pengayaan nuklir Iran yang hingga kini dilaporkan sudah mencapai 60 persen.
Pada November lalu, Mayor Jenderal Israel, Aharon Haliva, mengatakan ujian terbesar bagi komunitas internasional adalah saat pengayaan uranium Iran mencapai 90 persen. Jumlah itu disebut cukup untuk membuat empat bom nuklir.
Ancaman Iran bahkan disebut menjadi prioritas PM Israel Benjamin Netanyahu yang baru kembali ke pucuk pemerintahan setelah memenangkan lagi pemilu bulan lalu. Netanyahu bahkan disebut diam-diam berkomunikasi dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), untuk meminta dukungan Riyadh lantaran negaranya tengah mempersiapkan perang dengan Iran.
Israel dan Arab Saudi sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik lantaran selama ini bersaing di kawasan dan terjegal konflik Palestina. Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Namun, beberapa tahun terakhir, Saudi dilaporkan makin gencar mengupayakan normalisasi hubungan dengan Israel. Salah satu alasannya karena ancaman Iran makin besar di kawasan.
Seperti Israel, Saudi sendiri menganggap Iran sebagai musuh.
Dalam beberapa tahun terakhir, Saudi juga berulang kali diserang menggunakan drone, rudal, mortir, dari milisi Houthi di Yaman. Kelompok ini disokong oleh Iran.
Sementara itu, Iran dilaporkan semakin ‘mesra’ dengan Rusia sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina. Kedua negara disebut terlibat bekerja sama terkait helikopter, jet tempur, dan drone.
Iran juga disebut memasok senjata seperti drone ke Rusia yang dipakai untuk membantu Moskow menggempur habis-habisan Ukraina. Sebagai timbal balik, Rusia disebut berencana memasok puluhan jet tempur Sukhoi Su-35.
Meski begitu, Iran kerap membantah memasok senjata dan drone bagi Rusia yang terus diisolasi sanksi internasional akibat invasinya ke Ukraina. (hanoum/arrahmah.id)