ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Pakistan, Shahbaz Sharif, mendesak masyarakat internasional untuk memberikan negaranya bantuan yang sangat dibutuhkan guna membantu 20 juta korban banjir.
Permohonan dilayangkan saat negara itu berjuang untuk mengatasi dampak kemanusiaan akibat banjir besar di awal tahun.
Sharif menyampaikan permohonan emosional untuk membantu mengatur makanan, tenda, dan barang-barang penting lainnya bagi jutaan orang yang terlantar akibat banjir mematikan menjelang konferensi donor internasional di Jenewa pada 9 Januari 2023.
“Bahkan hari ini, 20 juta korban banjir membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak,” kata Sharif dalam komentar yang disiarkan televisi saat berkunjung ke Kot Diji di provinsi selatan Sindh, daerah yang sangat rusak akibat banjir.
Sharif mengatakan, dia berencana melakukan perjalanan ke Swiss untuk menyampaikan kepada masyarakat dunia cobaan berat para korban banjir. Saat ini puluhan ribu di antaranya masih tinggal di daerah terbuka.
“Sembilan juta anak termasuk di antara mereka yang selamat dari banjir yang sangat menunggu bantuan,” kata Sharif, seperti dikutip dari AP (22/12/2022).
“Pemerintah kami berusaha membantu korban banjir dengan sumber daya yang terbatas,” lanjutnya.
Sharif menambahkan bahwa salju mulai turun di beberapa daerah yang dilanda banjir di barat laut dan barat daya provinsi Baluchistan. Kondisi ini menambah kesengsaraan bagi korban yang selamat dari banjir.
“Orang-orang yang tinggal di daerah seperti itu melihat ke langit untuk meminta bantuan. Mereka sedang menunggu tenda dan bantuan,” kata Sharif.
Pakistan yang kekurangan uang sudah menghadapi krisis keuangan yang serius sebelum hujan lebat melanda pada pertengahan Juni.
Hujan memicu banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya yang pada satu titik menenggelamkan sepertiga wilayah negara.
Sharif mengatakan Pakistan menderita banjir yang disebabkan oleh perubahan iklim, meskipun memiliki andil yang dapat diabaikan dalam emisi karbon global.
Sharif mengklaim pemerintah Pakistan menggunakan semua sumber dayanya untuk memastikan bahwa korban banjir kembali ke kehidupan normal dengan membangun kembali rumah dan komunitas yang hancur.
Dalam beberapa minggu terakhir, banyak korban banjir telah kembali ke desa mereka. Banjir juga menghancurkan banyak tanaman di negara itu. Pakistan mengatakan banjir menyebabkan kerusakan ekonomi hingga USD40 miliar. (hanoum/arrahmah.id)