ANDAMAN (Arrahmah.id) — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak negara-negara di sekitar Laut Andaman di Asia Tenggara untuk membantu kapal yang membawa sekitar 150 pengungsi Rohingya dan telah hanyut tanpa listrik selama dua minggu, dilansir dari BBC (19/12/2022).
Orang-orang di atas kapal yang dihubungi melalui telepon satelit mengatakan bahwa sejumlah penumpang, termasuk anak-anak, telah meninggal dunia.
Mereka mengatakan, persediaan makanan dan air telah habis.
PBB mengajukan seruannya Jumat lalu (16/12), tetapi sejauh ini belum ada tanggapan.
Kapal nelayan kecil itu meninggalkan Bangladesh selatan bulan lalu dan kini telah berada di laut selama lebih dari tiga minggu. Mereka yang berada di kapal diyakini telah berusaha mencapai Malaysia.
Kapalnya terbuka, dengan sedikit tempat berlindung dan mesin yang tampaknya rusak beberapa hari setelah berangkat.
Sekarang, kapal telah berlayar ratusan kilometer ke perairan India, dekat Kepulauan Nicobar.
Seorang aktivis yang membantu Rohingya di Bangladesh melakukan kontak dengan seseorang di atas kapal pada hari Minggu.
“Kami sekarat di sini,” kata pengungsi itu, seraya menambahkan bahwa mereka yang berada di kapal tidak makan apapun selama lebih dari seminggu.
Rohingya adalah etnis minoritas di Myanmar yang sebagian besar anggotanya melarikan diri ke Bangladesh pada 2017 untuk menghindari kampanye genosida yang diluncurkan oleh militer Burma.(hanoum/arrahmah.id)