Intensitas sedang dirasakan warga setempat dengan durasi 1 sampai 3 detik.
Guncangan membuat panik warga masyarakat hingga keluar rumah. Kepanikan juga terpantau warga yang berada di RSUD Karangasem dan RS Balimed.
Di samping itu, laporan sementara yang diterima Pusat Pengendalian Operasi BNPB menginformasikan 8 unit rumah warga dan 1 balai masyarakat mengalami kerusakan.
Tim Reaksi Cepat BPBD Karangasem telah berada di lokasi untuk melakukan kaji cepat pascagempa.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk membantu pengecekan di lokasi terdampak.
Mengantisipasi adanya evakuasi warga, BPBD dan instansi terkait lain mendirikan 3 unit tenda pengungsian di RSUD Karangasem.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Karangasem memberikan informasi adanya hoaks atau berita palsu yang menyebutkan kerusakan RS Balimed.
Gempa yang berada di laut 23 km timur laut Karangasem dengan kedalaman 10 km dirasakan warga sejumlah wilayah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis intensitas kekuatan gempa dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Karangasem III – IV MMI, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MMI, Tabanan, Kuta, Buleleng dan Lombok Timur II MMI.
Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Sebelum gempa M5,2 terjadi, beberapa gempa dengan magnitudo berbeda termonitor BMKG di sekitar Karangasem, yaitu M4,8 berada 20 km timur laut Karangasem dan 4,7 timur laut Karangasem. Kedua gempa ini berada di kedalaman 10 km.
Menyikapi potensi bahaya gempa, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga.
Warga yang wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum memasukinya kembali.
Di samping itu, warga diharapkan tidak terpancing berita hoaks dan dapat memonitor informasi dari sumber resmi, seperti BNPB, BMKG maupun BPBD setempat.
(ameera/arrahmah.id
Intensitas sedang dirasakan warga setempat dengan durasi 1 sampai 3 detik.
Guncangan membuat panik warga masyarakat hingga keluar rumah. Kepanikan juga terpantau warga yang berada di RSUD Karangasem dan RS Balimed.
Di samping itu, laporan sementara yang diterima Pusat Pengendalian Operasi BNPB menginformasikan 8 unit rumah warga dan 1 balai masyarakat mengalami kerusakan.
Tim Reaksi Cepat BPBD Karangasem telah berada di lokasi untuk melakukan kaji cepat pascagempa.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk membantu pengecekan di lokasi terdampak.
Mengantisipasi adanya evakuasi warga, BPBD dan instansi terkait lain mendirikan 3 unit tenda pengungsian di RSUD Karangasem.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Karangasem memberikan informasi adanya hoaks atau berita palsu yang menyebutkan kerusakan RS Balimed.
Gempa yang berada di laut 23 km timur laut Karangasem dengan kedalaman 10 km dirasakan warga sejumlah wilayah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis intensitas kekuatan gempa dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Karangasem III – IV MMI, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MMI, Tabanan, Kuta, Buleleng dan Lombok Timur II MMI.
Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Sebelum gempa M5,2 terjadi, beberapa gempa dengan magnitudo berbeda termonitor BMKG di sekitar Karangasem, yaitu M4,8 berada 20 km timur laut Karangasem dan 4,7 timur laut Karangasem. Kedua gempa ini berada di kedalaman 10 km.
Menyikapi potensi bahaya gempa, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga.
Warga yang wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum memasukinya kembali.
Di samping itu, warga diharapkan tidak terpancing berita hoaks dan dapat memonitor informasi dari sumber resmi, seperti BNPB, BMKG maupun BPBD setempat.
(ameera/arrahmah.id