TRIPOLI (Arrahmah.com) – Juru bicara Muammar Gaddafi menyatakan pada Reuters, Sabtu (17/9/2011), bahwa serangan udara salibis NATO di Sirte semalam suntuk telah menghantam sebuah bangunan sipil dan sebuah hotel, serta menyebabkan 354 orangt tewas.
Klaimnya ini belum bisa diverifikasi karena kota kelahiran Gaddafi itu telah terputus dari komunikasi sejak kejatuhan Tripoli. NATO pun belum berkomentar mengenai hal ini.
Moussa Ibrahim, melalui telepon satelit kepada Reuters di Tunis, menyatakan, “NATO menyerang kota Sirte semalam dengan menembakkan lebih dari 30 unit roket yang diarahkan ke sebuah hotel dan rumah susun Tamin yang dihuni oleh 90 kepala keluarga.”
“Hasilnya, 354 orang tewas dan 89 lainnya masih dalam proses pencarian, sementara 700 orang mengalami cedera,” lanjutnya.
Ibrahim mengatakan Gaddafi secara personal mengarahkan pejuang loyalis yang menahan pasukan pemerintah sementara di benteng yang tersisa di Libya.
“Dia memimpin semua aspek dari perjuangan ini. Ia berbicara kepada rakyatnya, dia membina, dia berdiskusi, dia mencari jalan keluar atas perlawanan ini,” katanya.
Ibrahim berkata Gaddafi berada di Libya dan yakin bahwa kemenangan akan memihak rezim diktator tersebut.
“Kami akan mampu melanjutkan perjuangan ini dan kami memiliki senjata yang cukup untuk bulan-bulan mendatang,” katanya.
“Dalam 17 hari terakhir lebih dari 2.000 penduduk kota Sirte tewas dalam serangan udara NATO,” tambahnya. (althaf/arrahmah.com)