TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran mengatakan pada Kamis (1/12/2022) bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan atas kematian seorang pria yang ditembak saat merayakan kekalahan Piala Dunia Iran dari musuh bebuyutan Amerika Serikat.
Kekalahan itu menyingkirkan tim sepak bola nasional Iran dari turnamen di Qatar pada Selasa malam (29/11), menarik tanggapan beragam dari pendukung pro dan anti-pemerintah.
Setelah pertandingan, “seseorang bernama Mehran Samak meninggal secara mencurigakan setelah terkena peluru senapan di kota Bandar Anzali,” kata jaksa provinsi Gilan Mehdi Fallahmiri, dikutip dari situs pengadilan Mizan Online.
“Investigasi telah dibuka dan jaksa setempat telah ditugaskan untuk menangani kasus ini,” tambahnya.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di luar negeri mengatakan Samak (27) telah ditembak mati oleh pasukan keamanan Iran setelah membunyikan klakson mobilnya selama perayaan setelah kekalahan Iran dari Amerika Serikat.
Hasilnya memicu kegembiraan dan keputusasaan di antara warga Iran di negara yang terbagi oleh protes yang berkobar atas kematian Mahsa Amini pada 16 September.
Wanita berusia 22 tahun, seorang warga Iran keturunan Kurdi, meninggal tiga hari setelah mengalami koma menyusul penangkapannya atas dugaan pelanggaran kode berpakaian republik Islam untuk wanita.
Kepala Korps Pengawal Revolusi Islam, Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan pada Kamis (1/12) bahwa musuh Iran telah mempengaruhi pemuda yang senang dengan hasil sepak bola.
“Hari ini, mereka (red: musuh) semua berusaha menabur benih keputusasaan di hati anak muda dan beberapa dari mereka bahkan menunjukkan kepuasan setelahnya dan bahwa mereka senang dengan tersingkirnya timnas,” katanya.
“Kita harus mengambil langkah-langkah untuk melayani rakyat, karena kemiskinan dan kesengsaraan juga termasuk musuh negara,” kata Salami, menurut kantor berita resmi IRNA.
Seorang jenderal Iran mengatakan pada Senin (28/11) bahwa lebih dari 300 orang tewas dalam kerusuhan yang dipicu oleh kematian Amini.
Organisasi non-pemerintah Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo mengatakan pada Selasa (29/11) bahwa setidaknya 448 orang telah “dibunuh oleh pasukan keamanan dalam protes nasional yang sedang berlangsung.” (zarahamala/arrahmah.id)