SURABAYA (Arrahmah.id) – Kontes busana Transpuan atau Waria dengan nama ‘Evening Dress Transpuan Competition’ yang rencananya bakal digelar di Royal Plaza Surabaya pada Kamis (24/11/2022) secara resmi dibatalkan.
Pembatalan acara tersebut secara langsung diungkapkan oleh GM Royal Plaza Surabaya Vicky Ratih. Vicky membenarkan bahwa kontes itu memang teragendakan pada 24 November 2022. Namun, Vicky memastikan bahwa acara tersebut sudah dibatalkan oleh penyelenggara.
“Acara harusnya tanggal 24 November minggu depan dan sudah di-cancel,” kata Vicky.
Sementara, Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya Kompol Edi Hartono menjelaskan, sejak awal panitia acara tersebut tidak pernah mengajukan izin ke polisi. Baik di tingkat polres maupun polsek.
“Jadi belum sampai ada pengajuan surat izin, acara itu batal. Polsek belum ada pengajuan permohonan izin (dari penyelenggara), ke Polres apalagi, tidak ada. Jadi baru flyer yang beredar,” jelas Edi.
Edi menambahkan, setelah pamflet kontes busana transpuan itu tersebar, polisi langsung bergerak cepat. Koprs Bhayangkara ingin mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Setelah flyer itu muncul, kami langsung mencari informasi ke sana ke mari. Hari Kamis sudah dinyatakan batal,” tambah Edi.
Edi juga menjelaskan bahwa setelah pamflet tersebar, berbagai gelombang protes langsung datang dari masyarakat. Bahkan, sempat ada ormas yang datang langsung untuk memastikan batal atau tidaknya kontes tersebut.
“Hari Jumat ada beberapa ormas Islam mendatangi dan acara dinyatakan batal. Hari itu juga dibuat pernyataan bahwa benar-benar batal,” tukas Edi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bahwa dia sudah mendapat kabar soal acara itu dua pekan lalu. Begitu tahu, Eri langsung meminta penyelenggara membatalkan kontes busana transpuan itu karena meresahkan masyarakat. Jika penyelenggara nekat, Pemkot Surabaya tak segan untuk membubarkan.
“Waktu saya dapat kabar, sudah saya klarifikasi ke pihak penyelenggara. Jangan sekali-kali mengadakan acara kalau dapat merusak dan meresahkan masyarakat. Pasti saya bubarkan!” tegas Eri, seperti dilansir detik pada Senin (21/11/2022).
Saat ditelepon Eri, penyelenggara langsung memutuskan untuk membatalkan acara. Penyelenggara juga sempat minta maaf ke Eri.
“Jawabannya ‘minta maaf dan sudah di-cancel, pak’. Jadi acara itu nggak ada,” tambah Eri.
Berbagai penolakan muncul dari ormas Islam yang ada di Jawa Timur. Seperti Ansor Jatim menyebutkan. bahwa kontes busana Transpuan tidak seharusnya diadakan di Indonesia.
Bendahara Ansor Jatim Gus Fawait pun menyampaikan pesan kepada penyelenggara acara.
“Untuk panitia, boleh kita menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi HAM jangan kebablasan. Kita masyarakat timur yang berideologikan Pancasila, ideologi, Undang-undang dasar, NKRI, tentu punya nilai adat, nilai ketimuran,” jelasnya.
Senada dengan Ansor, Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur secara tegas menolak acara dengan nama ‘Evening Dress Transpuan Competition’ itu.
GUIB menilai acara tersebut merupakan ajang untuk menyebarkan kemaksiatan dan berbahaya bagi moral masyarakat.
“Penyelenggaraan kompetisi ini berpotensi memunculkan penyakit sosial yang berdampak pada merebaknya kemaksiatan, kemungkaran, menjadi basis perdagangan narkoba dan obat-obat terlarang, minuman beralkohol, perjudian, penyimpangan seksual, prostitusi terselubung, promosi LGBT serta prilaku amoral lainnya,” kata Sekjen GUIB Jatim Mochammad Yunus. (rafa/arrahmah.id)